Sabtu, 30 Maret 2013

SALMA HANIFA


Sabtu-Ahad memang hari raya libur bagiku. Biasanya kuhabiskan waktu bersama keluarga, setelah 5 hari full di luar rumah. Terkadang jenguk eyang, terkadang pula telepon-telepon-an sama keponakan. Iya, keponakan dari Mba Mafi, kakakku satu-satunya. Pas 2 hari ini, si Salma (keponakan pertamaku) lagi klop nih sama ammahnya. Kenalin dulu..Salma Hanifa, 4 tahun ^^ tetiba minta Umminya buat nelepon-in amah Dhani (gue maksudnya). Oia, aku belum bilang bahwa domisili keluarga Mafi-Iswara adalah di Depok, Jawa Barat (yang barusan aja pemilihan gubernur, aish..malah ngalor ngidul). Kalau posisi sekarang ini lagi di Pangkep, Sulsel, ikut diboyong abinya ikut dinas. Jadi muncul deh itu istilah ‘telepon-telepon-an’ :D


Ini beberapa cuplikan obrolanku dan si sholihah Salma.

AKU BUKAN AYAM

A          : Di Sulawesi ada ayam ga, Mba Salma?
S          : Ada, tadi berkokok. Ammah denger ga?
A          : Ga denger. Emang suara ayam berkokok gimana sih?
S          : Aku bukan ayam lo, Ammah…jadi ga bisa suara ayam.
A          : “dalam hati” SKAK MAT!

SALMA BERHITUNG

1-29 Sukses! Next?
S          : Dua puluh sembilan – dua puluh sepuluh – dua puluh sebelas…
A          : :o
S          : Eh salah ding, Mah. Yang bener dua puluh Sembilan – tiga puluuuh!
A          : Alhamdulillah… *sujud syukur*

Mawar Ramadhan
Bantul, 30 Maret 2013

Kamis, 28 Maret 2013

BUNDA KARIMAH


Cerita ini bermula saat aku lulus kuliah Strata 1. Aku berencana melanjutkan bekerja, segera setelah kelulusan. Bisa mengajar SMP atau SMA. Namun Allah berkehendak lain. Ternyata, 2013 tercetus kurikulum sekolah yang baru. TIK SMP ditiadakan, sehingga kesempatan mengajar TIK pun semakin sempit, itu pikirku. Sempat aku ditawari kerja sebagai guru oleh sebuah SMA Negeri di Bantul, namun ternyata sekolah itu lebih memprioritaskan menerima guru pria (lah trus maksudnya apa coba tuh kepsek sampai nyamperin aku kerumah? cuma minta dicariin link kali). Semoga Allah memberikan berkahNya kepada kamu sekalian. Nah, di sini aku mencari peluang lain. Husnudzon bisa jadi sama dengan istilah berprasangka baik. Cia..emang gitu artinya kalee..

Setelah beberapa kali masukin lamaran ke SMP, SMA, SMK namun tanpa respon (belum rizkiku mungkin, menghibur diri sendiri..), aku mencoba mendaftar kuliah S2 di UNY atas saran ayahku. “Memperbesar peluang kerja”, kata beliau. Dari situ, daftarlah aku S2 UNY dengan segala proses tetek bengeknya yang cukup panjang dan menyita waktu. Singkat cerita, aku lolos tes. Ternyata memang di sini rizkiku. Aku menangis, terharu. Emang, Kadang-kadang Kamu Butuh Menangis kok, judul salah satu chapter  di buku Stairway to Your Dream :D

Next, pengumuman pasca menyatakan bahwa matrikulasi bulan Juli-Agustus dan perkuliahan mulai bulan September. WHAT?? Sekarang baru bulan Februari, Boi! Mau ngapain gue dari Februari-Juli? NIKAH?? Aamiin (ini beneran doa dari lubuk hati terdalam gue..).
Jadi? Atas tawaran sohibku, aku masukin lamaran ke Paud Tsabita, yang ternyata yayasan milik Umi Munawiroh. Iya, Umiya adalah ummahat 4 anak yang aktif mengisi kajian kemuslimahan. Cihuiy…pas deh! Alhamdulillah, Allah kasih jalan-Nya :D

Dari Paud inilah kebiasaanku ini muncul. Kebiasaan ‘memaksa diri menulis!’. Jadi begini, di Paud ada anak didik bernama Hideyoshi, cucu Ummi Yoyoh Yusroh. Dia cerdas! Aku kagum dengan cara didik orang tuanya. Dari situ aku searching tentang ayah bundanya Hide, pengen tau gimana nge-didik anaknya gitu. Nemu deh blog bundanya, ehe. Tak sulit nyarinya karena ada kaitan sama Ummi Yoyoh. Gapapa yah, buat belajar bersama kok. Semoga bermanfaat buatku dan aliran pahala mengalir pada perantaraku dapat inspirasi, salah satunya ya Bunda Hide ini. Konten blognya yang kusuka the most tentang keseharian Hide. Ada pula yang bercerita tentang kisah hidupnya bersama Ummi Yoyoh dan cerita yang muncul karena adanya Ummi Yoyoh. Suka 

-Bunda Karimah- panggilan Hide kepadanya. Aku selalu suka kata-katanya yang ringan dalam menulis. Tak seperti ketika aku membaca blog orang lain. Bunda Karimah ini pandai menciptakan suasana dalam tulisannya. Walau ia anak Jakarta, pilihan kata-katanya santun. Dia bilang disitu bahwa seorang Ibu juga kudu bisa menyempatkan waktu untuk nulis (baca : nge-blog). Intinya gitu deh. Dari hasil baca-baca blog Bunda Karimah ini nih aku terinspirasi untuk berazzam menguatkan niat minimal update blog sepekan sekali. Bisa nulis tentang apa aja. Yang paling mudah menurutku mungkin adalah tentang keseharianku (alias curhatan) dan bisa dikit-dikit belajar nulis fiksi. Yosh! Bismillah ^^

Mawar Ramadhan
Bantul, 28 Maret 2013