Jangan pernah memikirkan orang yang tak memikirkanmu. Masih ada orangtua, kakak, adik, simbah, eyang, pakde, bude, keponakan, sepupu yang perlu kau pikirkan.
Sebenarnya sedih mengingat peristiwa-peristiwa yang tlah kualami selama 3 tahun terakhir ini.
ah tidak tidak..!
Ini proses yang mendewasakanku. Allah yang pilihkan jalan ini untukku.
Aku harus kuat, aku harus tersenyum, karena Allah tlah janjikan pahala berlipat, bukan?
Masih banyak yang harus ku syukuri daripada mengeluhkan hal yang sangat tak pantas bagiku.
Embak Mafi selalu dan selalu bisa meluluhkan hatiku saat sedang mengeras.
ah iya, aku masih punya Embak Mafi, Mas Iswara, Salma, Zahra, dan tentu keluarga besar lainnya.
Benar, aku tak boleh bermuram, sangat tak pantas. Allah takkan mengambil sesuatu dari kita melainkan akan menggantinya dengan yang lebih baik. Yang terbaik. Iya?
Ya, aku harus melanjutkan hidupku. Mengapa aku harus bersedih berlama-lama?
Ah ya, lagi, kalau kau memikirkan orang yang tak lagi memikirkanmu, itu namanya sia-sia.
Tapi, tapi, aku pernah bilang ini ketulusan. Iya benar, ketulusan tak menuntut apa-apa, termasuk keberadaannya di sampingmu selalu, Maw.
Izinkan dia bahagia, minimal sedikit ketulusanmu berperan dalam kebahagiaannya, dengan cara tak menghalangi proses baiknya.
Baiklah, saya akan pertahankan ketulusan, bukan ego.
Syemangaaaaaaat ˆ⌣ˆ
Saat jenuh sulit diakhiri, ketika kaki seperti tak mampu tuk berdiri, jika semua penolong seakan lari, saat tiada teman tuk berbagi, ingat, hanya Allah yang tak pernah biarkan kita melangkah sendiri.
Faidza 'azzamta fa tawakkal 'alallah - jika kita sudah berusaha, maka bertawakallah kpd Alah -