![]() |
| Credit photo by: @zayanhanif |
(Diskusi grup HE-BPA Kalimantan dengan pemateri Ustadz Harry Santosa, 7 Maret 2015. Dicopas oleh Mei Fita, lalu diketik ulang lagi oleh saya 😂)
•••
Pandanglah anak-anak kita, para krucil itu ketika mereka berlarian tertawa tawa, menjerit jerit, kadang bertengkar dst. Mereka sangat kreatif membuat rumah seperti kapal pecah, mengacak acak tempat tidur, menarik sprei dan sarung bantal, menjungkirbalikkan kursi, menarik taplak meja, menempelkan upilnya di dinding sehingga merangkai mozaik yang 'keren' dll.
Mungkin tidak ada perabotan yang masih utuh di rumah kita, tidak ada vas bunga yang bertahan lama, tidak ada dinding yang luput dari coretan kreatifnya, tidak ada perabotan dapur yang tidak lecet dan penyok akibat ulahnya, tidak ada benda yang diam, semua benda senantiasa berpindah tempat dan susah dicari. Tidak ada isi lemari yang bisa tersusun rapih, semua di 'aduk aduk' tanpa kecuali.
Anak-anak kita yang luar biasa memusingkan dan kadang menyebalkan itu, sesungguhnya adalah khalifah di muka bumi, yang dititipkan kepada kita, hanya bentuk dan ukurannya yang masih kecil saja. Biarkan mereka tumbuh alamiah, jujur apa adanya di hadapan kita. Merekalah tamu peradaban termulia di rumah kita.
Jangan terburu ingin melihat status shalih anak-anak kita dengan melihatnya duduk manis, patuh, diam di tempat dengan rumah yang kinclong bersih. Mereka yang di bawah usia 7 tahun belum punya tanggungjawab moral, jangan perlakukan sebagai orang dewasa. Setelah usia 7 tahun mereka perlahan akan memahami nilai-nilai kebenaran sebagai bagian dari fitrah keimanannya. SABAR SAJA DAN RILEKS.
Jangan khawatir, mereka tidak pernah berniat menghancurkan rumah kedua orangtuanya kok, mereka cuma suka belajar sebagai pertanda fitrah belajarnya tumbuh sehat. Pada saatnya, khalifah ini juga tahu nilai-nilai, karena sudah Allah tanamkan di dada mereka. KITA CUMA PERLU RILEKS DAN RIDHA, SYUKUR DAN SABAR. TIDAK AKAN LAMA. Rumah kita akan sepi dan beku sepeninggal tamu peradaban termulia ini.
