Minggu, 17 Oktober 2010

Sepenggal Jejak Perjuangan


Today, that I’ll always remember . . .


16 Okt ‘10
Palbapang, Bantul.


Pagi yang cerah ini, tepat pukul 09.00 WIB. Aku tahu di seberang sana sedang terjadi pergolakan semangat yang membara dari sahabat-sahabatku. Semangat membina adik-adik baru yang masih segar dengan pemikiran lugu nan luar biasa. Benar! Sintesa XII.
Di sini, di tempat aku berdiri saat ini, walaupun berkilo-kilo satuan jarak kami, kurasakan getar haroky itu. Getaran membuncah dada, mengoyak jiwa yang terkadang lemah ini, yang terlalu sering merasa lelah ini. Membangunkan mimpi-mimpi itu . . . kembali . . ., akankah menjadi nyata?

***

Kulihat penunjuk waktu, pukul 16.30 WIB, kucoba langkahkan kakiku menuju kibaran semangat itu. Dengan modal semangat pula, kususuri jalan asing yang SAMA SEKALI belum pernah kujamah. Hingga akhirnya, pukul 17.52 Allah menuntunku menuju jalan lain. MAGHRIB! Sudah adzan maghrib! Astaghfirullah . . .! Hanya Allah yang PANTAS kumintai petunjuk saat ini, walaupun tetap ada sedikit keraguan akan kemampuanku. Walhasil, Alhamdulillah sampai di TKP walaupun sebelumnya sempat merelikui tempat-tempat baru itu . . . (tuing . . nyasar maksudnya :p).

Aku tiba dan  . . . zing!! Aura itu menyebar ke seluruh tubuh. Aura pembaharuan . . . oleh jiwa-jiwa baru yang ada di sini.
Ba’da adzan maghrib, kulihat berbondong-bondong jiwa-jiwa lugu menuju ke arahku, lalu melewatiku.‘Humm, dahsyat!’, batinku. ‘Sungguh indah rencana Allah.’
Kulanjutkan langkahku beberapa meter ke depan, dan tibalah di Base Camp ‘penentu peradaban’. Disambut dengan beberapa senyuman para sahabat seperjuangan, dan buuaanyak makanan ^^. Alhamdulillah, Allah Sang Maha Pemurah masih mengizinkan aku untuk merasakan indahnya ukhuwah ini.

***

Malam menyapa, ku menuju ke ‘sana’. Bismillah, kurengkuh pundaknya, kutuntun jalannya, bercengkerama. Hangat kurasa. Tutur sapanya, tanyanya, tatapan matanya, bisik manjanya . . . aku suka!
Semoga kami dan jiwa-jiwa baru ini bisa bersama-sama menggapai jannah-Mu. Ridho-Mu harapan di setiap gerak perjuangan kami.
. . .  




17 Okt ‘10
Nogotirto, Jetis.


Pagi menjelang, kesempatan itu datang kembali. Membersamai mereka, jiwa-jiwa baru itu. Akankah aku mampu? ‘Ya’ jawabnya. ‘Harus kucoba! Bismillah.’
Senyumnya kembali merekah, sapanya kembali bertutur, hangatnya kembali menyeruak. Aku merasakannya, semakin dalam . . . ukhuwah itu. INDAHNYA! Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah . .
Akan kami titi jalan ini bersama-sama, hingga di penghujungnya, akan kami temukan akhir yang indah. Amiin.
Jalan berliku ini, kan penuh tantangan, 1 yang PASTI kurasa. Lelah, fitrah raga dan  jiwa. Tapi AKU YAKIN, air mataku, peluhku dan semuanya takkan pernah sia-sia. Akhir yang indah akan kita capai nanti, insya Allah. Wallahu’alam Bishawab.

***

So, Saudariku akankah kita menyiakan kesempatan ini? Sungguh, rasa ini akan sulit diungkapkan ketika kau tak merasakannya sendiri. Afwan jika terlalu mellow ataupun terkesan menggurui (sungguh tak bermaksud), tapi sungguh ‘ini’ yang kurasa. Akan sulit merangkainya dalam kata-kata. Tapi kucoba juga menuliskannya, dan hasilnya begini. Afwan jika malah membingungkan ^^



Minggu, 10 Oktober 2010

Cintai Dia Dalam Diam


Cukup cintai dia dalam diam..
Bukan karena membenci hadirnya..tetapi menjaga kesuciannya
Bukan karena menghindari dunia..tetapi meraih syurgaNYA
Bukan kerana lemah untuk menghadapinya..tetapi menguatkan jiwa dari godaan syaitan yang begitu halus dan menyelusup

Cukup cintai dia dari kejauhan..
Karena hadirmu tiada kan mampu menjauhkannya dari ujian..
Karena hadirmu hanya akan menggoyahkan iman dan ketenangan..
Karena mungkin saja kan membawa kelalaian hati-hati yang terjaga..

Cukup cintai dia dengan kesederhanaan..
Memupuknya hanya akan menambah penderitaan..
menumbuhkan harapan hanya akan membumbui kebahagiaan para syaitan..





Maka cintailah dia dengan keikhlasan..
Karena tentu kisah Fatimah dan Ali Bin Abi Talib diingini oleh hati..
tetapi sanggupkah jika semua berakhir seperti sejarah cinta Salman Al Farisi..?

Cukup cintai dia dalam diam dari kejauhan dengan kesederhaan dan keikhlasan..