Gemuruh mendayu di aliran hulu,
menari mengolang-alik dalam sendu,
menuntut kepastian, engkaukah hilir itu?
Selalu, aku tersipu atas panggilan sayangmu kepadaku.
Namun, apakah bersamaku membuatmu semakin dekat dengan Rabb penciptamu, ataukah membuatmu semakin terlena dengan dunia?
Selalu, aku berangan dapat mengecup keningmu sehari lima kali, mengantarmu ke masjid sampai depan pintu rumah kita, sembari berucap "pergilah pada Rabb-mu, kunanti dalam rindu".
Namun, ingatkah kau selalu menolakku melakukannya, bahkan setelah berkali-kali aku meminta?
Selalu, aku mencoba memulai tilawah dan menghafal, dengan penuh harap engkau beranjak dari tidurmu, mengecek tahsin dan hafalanku.
Namun, harapku sirna karena engkau tak jua merealisasikannya.
Pun aku khawatir, jika pesakitan ada padamu.
Doaku selalu memeluk namamu.
Semoga hening ini menyembuhkan dan membuatmu tersenyum, untuk kita.
Aku tersapu sinar senja yang berkilau terang.
Pandanganku jingga.
Tak inginkah engkau melihat senyumku kembali merona?
Tak apa jika engkau tak mau melihatnya, selama satu hal ini tak pernah engkau lupa...
menari mengolang-alik dalam sendu,
menuntut kepastian, engkaukah hilir itu?
Selalu, aku tersipu atas panggilan sayangmu kepadaku.
Namun, apakah bersamaku membuatmu semakin dekat dengan Rabb penciptamu, ataukah membuatmu semakin terlena dengan dunia?
Selalu, aku berangan dapat mengecup keningmu sehari lima kali, mengantarmu ke masjid sampai depan pintu rumah kita, sembari berucap "pergilah pada Rabb-mu, kunanti dalam rindu".
Namun, ingatkah kau selalu menolakku melakukannya, bahkan setelah berkali-kali aku meminta?
Selalu, aku mencoba memulai tilawah dan menghafal, dengan penuh harap engkau beranjak dari tidurmu, mengecek tahsin dan hafalanku.
Namun, harapku sirna karena engkau tak jua merealisasikannya.
Pun aku khawatir, jika pesakitan ada padamu.
Doaku selalu memeluk namamu.
Semoga hening ini menyembuhkan dan membuatmu tersenyum, untuk kita.
Aku tersapu sinar senja yang berkilau terang.
Pandanganku jingga.
Tak inginkah engkau melihat senyumku kembali merona?
"Seorang anak yang melupakan doa untuk orangtua setiap kali usai shalatnya;
sungguh dia telah berbuat durhaka pada mereka."
-Imam Ahmad-

Tidak ada komentar:
Posting Komentar