Senin, 28 September 2015

CeritaJika #15 : Jika Istrimu Seorang Ibu Rumah Tangga #2

Submitted:
Arintyas Septaputri
Mahasiswi - Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Source: 
CeritaJika-Project by Kurniawan Gunadi

-----

Jika istrimu orang seperti aku, maka yang harus kau miliki adalah kesabaran yang lebih besar. Karena aku kadang bisa menjadi orang yang bersikap dewasa tapi aku akan sering bermanja di depanmu. Ya, hanya bermanja di depanmu. Ketika datang bulan pun perutku akan merasa kesakitan yang sangat, jadi kau harus pandai-pandai mengontrol emosi saat bersamaku ketika itu terjadi.

Aku ini seorang egois dalam hal bersamamu. Aku tidak suka melihatmu jalan berdua dengan partner kerja perempuanmu. Aku tidak suka kau bermain handphone di depanku. Dan aku ingin setiap ceritaku, kau tanggapi dan dengarkan dengan seksama.

Mungkin kau akan merasa cukup bosan dengan kata-kata I love you yang selalu ku ucapkan padamu setiap hari, puisi-puisi atau sekedar tulisanku tentangmu yang selalu kukirim untukmu, atau perhatianku yang bisa saja kau anggap berlebih. Padahal sesungguhnya aku hanya ingin memperhatikanmu, merawatmu apabila ada yang kurang, membuatmu nyaman dalam setiap keadaanmu.

Jika kelak kau disampingku, aku tidak akan pernah mau kau tinggalkan, aku butuh selalu kau di depanku, kadang di sampingku untuk memimpin dan menemani setiap langkahku dalam menjalani perjalanan singkat ini.

Kau harus siap mendengar ocehanku setiap hari, sayang. Karena aku ini tipe perempuan cerewet. Bukankah kecerewetanku dapat melatih anak kita bicara kelak? Cerewetku bukan cerewet tanpa arti, aku hanya senang bercerita apa saja yang terjadi padaku dan sekitarku, untuk kita saling bertukar pikiran dan saling mengambil pelajaran.

Dan kamu tahu, aku akan mengurangi waktu di luar untukmu dan anak-anak kelak, membangun madrasah kecil dirumah kita kelak. Rumahku kelak adalah rumah yang di dalamnya ada kamunya. Aku ingin menjadi ibu rumah tangga. Seorang ibu rumah tangga yang memiliki suatu usaha pribadi di rumah kita agar aku bisa meringankan bebanmu sedikit.

Bersiaplah untuk selalu mendengarkan setiap tangis, tawa, dan segala rasa. Karena aku adalah seorang perasa yang mudah sekali dibolak balikkan hatinya. Yang kadang kalau kesakitan menangis, kalau sedang senang menangis.

Jangan kau pikir aku hanya ibu rumah tangga yang tidak tahu apa-apa di rumah, kau harus mendakwahiku, kau harus menceritakan setiap khotbah jumat yang kau dapat padaku agar kau senantiasa mengajarkanku tentang ilmu agama. Sesekali aku akan menemanimu dalam perjalanan dinasmu, atau sekedar berlibur denganmu dan anak-anak kita.

Jika istrimu itu aku, aku akan berusaha menjadi dokter pribadimu, koki pribadimu, perawat pribadimu, psikolog pribadimu, clenaing service khusus di rumah kita semua akan kulakukan agar kau nyaman dan bis beristirahat setelah pergelutanmu di luar dengan pekerjaanmu itu.

Jika istrimu seorang aku, aku akan berusaha menjadi perempuan yang menyenangkan apabila kau melihatku, akan berusaha mematuhi kata-katamu, dan akan berusaha menjaga harta dan kehormatanmu saat kau berada jauh. Tapi jauhnya jangan lama-lama ya. 

-----

Jumat, 25 September 2015

Rejeki Istri Shalihah

Aku punya kawan lama SMP, yang kini Allah pertemukan kembali di kampus pasca UNY. Sebut saja namanya TM. Dia banyak sekali menjadi perantara dari Allah untuk membuatku bersyukur banyak-banyak. Terakhir kali, kami bertemu karena suatu urusan, yang kemudian pembicaraan kami merembet pada tesis. Benar, hal sensitif sekali bagiku. Dia sudah yudisium, tinggal menanti wisuda kelulusan. Sedangkan aku, masih harus melalui perjuangan panjang. Ketika itu, ucapanku cenderung menggerutu, dan kemudian dia berkata yang langsung mengusik hatiku, "Maw, semua ada jatahnya masing-masing, termasuk kelulusan, pasti ada hikmahnya kok, ada yang lain, rejeki istri shalihah..." 

Waaaahhh, aku langsung melongo, Allah pertemukan kami kembali supaya aku menyaksikan proses pendewasaannya. Benar, kawanku TM, terimakasih telah hadir menjadi bagian hidupku, sejak SMP hingga sekarang... 



Ps: Oya, TM ini embak-embaknya, putri, shalihah insyaAllah. Masih single (ini pula yang membuatku semakin terkagum padanya, bisa berkata tentang 'rejeki istri shalihah' kepadaku yang sudah menikah, hihi), kalau berkeinginan, silakan cari dirinya ^.^

Senin, 21 September 2015

WOMAN

"A woman is half of the ummah and she gives birth of the other half. So, she is the whole ummah." 
--Ibn Qayyim al Jauzy

Muslimah, apakah engkau ada iri yang disebabkan oleh begitu banyaknya lahan jihad yang Allah sediakan untuk laki-laki. Maka, kemarilah, kuberitahukan sesuatu hal yang akan membuatmu banyak bersyukur, karena tak sedikitpun Allah akan menzalimi hamba-Nya. 

Copyright: @zayanhanif

Thabrani meriwayatkan bahwa Sallamah –perempuan yang mengasuh Ibrahim bin Rasulullah—berkata: “Wahai Rasulullah, engkau telah memberikan kabar gembira kepada kaum laki-laki berupa berbagai macam kebaikan, sementara engkau tidak pernah memberikan kabar gembira kepada kaum perempuan?" 
Rasulullah pun bertanya: "Apakah kamu telah disuruh oleh teman-temanmu sesama perempuan untuk menanyakan hal ini?" 
Sallamah menjawab: "Benar, mereka telah menyuruhku."
Rasulullah bersabda: "Apakah seseorang dari kalian tidak senang bila dia mengandung janin dari suaminya, lalu suaminya ridha kepadanya bahwa dia berhak mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berperang di jalan Allah dengan berpuasa di siang harinya dan berqiyamullail di malam harinya? Apabila dia merasakan sakit ketika melahirkan, para penghuni langit dan bumi tidak ada yang mengetahui berapa banyak pahala yang tersimpan untuknya. Ketika dia telah melahirkan, maka tidaklah keluar setetes air susu dan tidaklah dihisap satu hisapan air susu pun, kecuali dia akan mendapatkan satu kebaikan atas setiap tetes atau satu hisapan air susunya itu. Apabila dia tidak bisa tidur semalaman suntuk untuk mengurus bayinya, maka baginya pahala seperti pahala membebaskan 70 budak di jalan Allah."



MasyaAllah, subhanallahi wa bihamdihi, subhanallahil'adzim. Banyaklah bersyukur, wahai perempuan. Bersyukur, bersyukur, bersyukur... 
Itulah salah satu serial cinta Allah kepada engkau, wahai muslimah... 

UKHUWAH

Kuingin membagi cintaku pada saudari semuanya.
Karena sungguh mereka begitu spesial buatku.
Maka mereka menempati satu sudut-sudut di hatiku.
Saya khawatir, jika sempat menyakiti pula mereka dengan ketidaksempurnaan saya dalam menghuluri cinta pada mereka.
Inginku seperti Rasulullah, para sahabat mendapatkan porsi cinta yang sama, hingga tak ada yang merasa tercemburui satu sama lain.
Karena masing-masing mendapatkan tempat spesial, yang satu dan lainnya tak dapat saling tergantikan.
Saya ingin mencintai mereka dan saya ingin mencintai sahabat-sahabat yang mereka cintai.
Saya ingin menempatkan persaudaraan kita pada tempat yang tepat.
Yang tidak menyakit di suatu saat tiada dan tidak juga terhilang meski lama tak bersua.
Karena cinta yang ada semata karena Allah.
Karena persaudaraan yang berdasar aqidah.
Tidak pun mengenal tempat, suku, darah, dan apapun.
Dan yang pasti karena kita disatukan dengan tali-tali ukhuwah yang begitu indah.
Tali ukhuwah yang begitu panjang, hingga sanggup melingkar luas namun rapat.
Rapat menyatu dalam ketetapan yang tepat.
Tepat dengan dasar yang kuat mantap.
Dan itulah, yang saya sedang belajar atasnya.
Sedikit demi sedikit, menikmati proses yang ada.
Karena tiap potongan itu begitu berharga.


--salimafillah, dengan editan yang disesuaikan tanpa mengubah makna 

Jumat, 11 September 2015

JIHAD

Tiada masa jihad dalam beragam bentuknya, tanpa pengorbanan sedikit pun. Terkadang masa yang tidak dipastikan hasil akhirnya tersebut sangat membutuhkan tingkat kepasrahan yang mendalam kepada Allah swt. 

...dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenar, kalau mereka mengetahui.
(Al-Ankabut: 64)