19 April 2016 (15.00 WIB, adzan Ashar)
Ruang bersalin
Yak! Ternyata inilah penampakan ruang bersalin. Saya baru memasukinya untuk pertama kali. Yaiyalaaah -_-
Saya sih ga sempet foto, tapi ingatan selalu terngiang. Perawat mengingatkan saya “Mba, kalau sampai dokter visit bukaan belum nambah, dipacu ya”. Saya cuma bisa tersenyum mengiyakan. Pukul 16.30 dokter visit melakukan pemeriksaan dalam, dan voalaaa! Saya sudah bukaan 5, and still feeling nothing, wkwkwkwk. Leganya, saya ga jadi dipacu dong ya...
***Mau ralat sedikit, ruangan yang tadi saya bilang ‘ruang antri bersalin’ itu seringnya dibilang ‘ruang observasi’, karena saya banyak dilakukan observasi disitu. Maklum ye, masih newbie dalam dunia persalinan, jadinya masih belajar terus :p
Eh beteweee, makin lama kok ada rasa yang makin aneh ya. Iya betul, ini namanya kontraksi! Setelah mulai bukaan 6, saya mulai merasakannya. Perasaaan yang emmm... bikin pengen cepet-cepet selesai deh. Tapi segera saya sadari bahwa, inilah jihad dimulai. Rasa sakit ini yang ditunggu-tunggu, begitulah para perawat mengatakan berkali-kali. Akhirnya datanglah rasa sakit yang semakin detik semakin sakit itu. Sakitnya cuma pas kontraksi aja sih, terus biasa lagi, terus kontraksi lagi. Makin kesini makin sering intensitas kontraksinya. Laa haula wala quwwata illa billah... dan istighfar adalah kalimat yang paling sering saya ucap ketika itu. Mami, langsung inget mami pas melahirkan saya. Orang inilah yang ada di samping saya sekarang. Mendampingi saya sampai suami datang.
Maghrib lewat, Isya' lewat.