Senin, 30 Mei 2016

Al Ummu Madrasatul Ula

Menjadi Ibu,
Harus selalu berusaha untuk terus mencerdaskan diri, menjadi ibu yang layak dijadikan madrasah utama bagi anak-anak kita. Tak peduli apakah berkarya di luar atau di rumah, semua Ibu mempunyai tanggung jawab dan peran yang sama dan utama. Karena seperti yang Kartini juga pernah katakan,

Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya.


Kamis, 12 Mei 2016

Puncak Rasa Kehambaan


...
Demikianlah Allah sudah mengatur. Rasa khas itu adalah sebuah anugrah. Maka wajarlah jika seorang perempuan ingin merasakannya berkali-kali. Itulah tanda sayang Allah. Dia beri kesempatan kita untuk lebih dekat dengan-Nya melalui rasa itu. Dia memberi kesempatan pada perempuan untuk menunaikan tugasnya dengan tuntas. Rasa yang memuncakkan rasa kehambaan. Rasa yang membutuhkan bantuan dari Allah. Dan selanjutnya hidup terasa lebih nikmat dengan dekat dengan-Nya. 

Rasa itupun hanya sebentar saja. Tak sebanding waktunya dengan kebahagiaan ketika melihat anak yang dilahirkan itu tumbuh. Tak sebanding dengan rasa bahagia telah menerima amanah-Nya. Tak sebanding waktunya! Maka mencandulah ia...

Ternyata begitulah tabiat kehidupan dunia. Semua yang tampak hanya sementara. Semua yang terasa hanya sebentar saja. Sedih dan luka hanya sementara. Bahagia dan suka tak selamanya. Maka bersabarlah! 
... 

(Persalinan Maryam - Mugi Rahayu)

Minggu, 01 Mei 2016

Welcome, Almathori! (2)

19 April 2016 (15.00 WIB, adzan Ashar)
Ruang bersalin 

Yak! Ternyata inilah penampakan ruang bersalin. Saya baru memasukinya untuk pertama kali. Yaiyalaaah -_-

Saya sih ga sempet foto, tapi ingatan selalu terngiang. Perawat mengingatkan saya “Mba, kalau sampai dokter visit bukaan belum nambah, dipacu ya”. Saya cuma bisa tersenyum mengiyakan. Pukul 16.30 dokter visit melakukan pemeriksaan dalam, dan voalaaa! Saya sudah bukaan 5, and still feeling nothing, wkwkwkwk. Leganya, saya ga jadi dipacu dong ya...

***Mau ralat sedikit, ruangan yang tadi saya bilang ‘ruang antri bersalin’ itu seringnya dibilang ‘ruang observasi’, karena saya banyak dilakukan observasi disitu. Maklum ye, masih newbie dalam dunia persalinan, jadinya masih belajar terus :p


Eh beteweee, makin lama kok ada rasa yang makin aneh ya. Iya betul, ini namanya kontraksi! Setelah mulai bukaan 6, saya mulai merasakannya. Perasaaan yang emmm... bikin pengen cepet-cepet selesai deh. Tapi segera saya sadari bahwa, inilah jihad dimulai. Rasa sakit ini yang ditunggu-tunggu, begitulah para perawat mengatakan berkali-kali. Akhirnya datanglah rasa sakit yang semakin detik semakin sakit itu. Sakitnya cuma pas kontraksi aja sih, terus biasa lagi, terus kontraksi lagi. Makin kesini makin sering intensitas kontraksinya. Laa haula wala quwwata illa billah... dan istighfar adalah kalimat yang paling sering saya ucap ketika itu. Mami, langsung inget mami pas melahirkan saya. Orang inilah yang ada di samping saya sekarang. Mendampingi saya sampai suami datang.

Maghrib lewat, Isya' lewat.