Minggu, 24 Mei 2020

Menambah Kesyukuran



Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimushsaalihat.
Fabiayyi aala irabbikuma tukadziban?
Dalam kondisi pandemi, psbb, dan segudang protokoler lainnya, bisa berkumpul seperti ini adalah 'mewah'. Di saat banyak kawan kami yang berharap mudik namun berusaha tidak egois dengan tetap #dirumahaja, qadarullah kami bisa dengan mudahnya dikumpulkan Allah dalam suasana ied. Alhamdulillah keempatnya sehat, segar, bugar dan masih kuat momong cucu. Iya, beliau berempat inilah main support system kami. Ketika emak bapaknya pada pergi, itu si sulung sama yangkung utik, dan number 2 sama akung uti ❤
MasyaAllah ya, Allah baik banget sama kami ❤ 

Menjelang lebaran, bulek yang bantuin momong number 2 juga libur, itupun ada hikmahnya; menetralkan (mengoptimalkan-red) kembali kemampuan kami; saya dan suami, sebagai pengelola rumah tangga dengan dua balita laki-laki ☺

Semua kejadian pasti ada hikmahnya.
Apa-apa yang Allah beri pasti baiknya.
Selalu ada kebaikan dalam setiap ketetapan-Nya.
Tinggal bisa atau tidak, itu semua menambah kesyukuran kita.

Jumat, 24 April 2020

Empat Tahunnya 'Hujan' Kami


Pada hakikatnya, saya ga merayakan ulangtahun. Merenungi dan mengevaluasi iya, namun belum bisa membahasakannya ke anak.

Setiap tahunnya, memang tak ada perayaan baginya, melainkan kami (Abi Ummi) selalu menyempatkan waktu lebih untuk bersama, pun untuk kualitasnya, lebih dari biasanya. Hanya itu.

Meski sebenarnya ingin bisa banyak waktu berkualitas bersama anak-anak setiap harinya. Kondisi yang belum memungkinkan. Seperti contoh dari kasus Abi kemarin, weekend memang seharusnya dirumah apalagi sedang wabah covid-19. Weekdays pun semestinya #wfh. Nah weekend dapat telepon dari atasan, diminta masuk, eh abi ‘berani’ membantah. Aku sangat apresiasi itu, karena ingin #stayathome terkhusus hari milad mas. Beginilah contoh perjuangan kami yang tak mudah untuk memberikan waktu berkualitas setiap saat.

Kembali pada momen milad mas, seharian kami dirumah berempat, beraktivitas berempat di dalam rumah, yang semoga berkualitas. Abi keluar rumah hanya ketika urgent, misalnya sudah berjanji membelikan cococrunch buat mas tapi abi lupa. Maka harus saat itu juga mencarikannya, hehe.

Kami mengevaluasi sepanjang tahun bersama ini, dan mencoba memulai perbaikan diri lebih serius lagi. Memulai kebiasaan-kebiasaan baik bersama dengan lebih gigih lagi. Iya, momen milad memang seharusnya menjadikan kita untuk semakin berbenah, karena ulangtahun berarti berkurang lagi jatah hidup kita di dunia. Kalau ingat akhirat, mesti ingat nyiapin bekalnya gimana kan?


Rabu, 22 April 2020

Waspada, Jangan Panik!

Lagi hits bahas apa nih

Kuy, kubahas sekali aja deh tentang embak corona ini. 
Wabah internasional gegara virus baru dari kalangan corona, bernama covid-19 ini telah membuat geger dunia internasional. Why? emangnya secantik apa corona itu cantikan aku laah

Dari awal kasus pertama muncul di Indonesia, awal Maret, yang membuat heboh adalah karena penularan covid-19 cepat sekali, meski sebenarnya tidak terlalu berbahaya, masih sekalangan dengan flu biasa yang sering melanda itu. Menjadi emergency jika tidak tertangani dengan baik. Jadi, yang perlu digarisbawahi adalah kita harus menekan penularan itu meluas, dengan cara yang bahasa gaulnya 'lock down', supaya orang yang terinfeksi bisa ditangani dengan optimal oleh penyelenggara kesehatan, dan SEMBUH. 

Apa yang menjadi ketetapan Allah itu pasti baik untuk manusia. Pun tak terkecuali kondisi wabah ini. Tentu banyak hikmah yang bisa dipetik; quality time sama keluarga (shalat jamaah), mengasah skill kerumahtanggaan, mengukur budget harian pekanan, wkk. Penjabarannya panjang, tapi kok lagi ga mood ngetik banyak. Sekian dulu deh. Kalau ada kesempatan ya sambung lagi. Kalau :DDD

Suami Marah, Pernah?

Baru inget, pernah beberapa waktu lalu suami saya marah. Tau ga kenapa? Seorang Bapak Jarbuto yang ga bisa marah, kok tetiba marah. Gegara saya kurang menjaga bicara saya. 

Karena, ceritanya gini... 

Pas kami ngobrol asik, lupa mbahas apa, saya nyeplos mengeluarkan frase 'ibukmu'. 
'Loh, apa yang salah?' tanya saya. 

Jawab beliau, 
'Ga ada istilah ibukmu, bapakmu, keluargamu, yang ada ibuk kita, bapak kita, keluarga kita', dengan raut muka yang 'marah'. 

Ternyata guys, yang salah adalah pemilihan kata-kata saya, ahahaha. Padahal ya saya tak berniat untuk membedakan, hanya ucapan ceplas ceplos biasa. 
Setelah kuingat-ingat kembali, iya bener, suami saya selalu menggunakan pemilihan kata 'ibuk' 'bapak' gitu semua. Jadi, saya selalu menambahi pertanyaan dulu 'Ibuk siapa?' 'Bapak siapa' dan pilihan jawaban pak suami begini 'Ibuk Lis' 'Ibuk Rati'. Gituuu ahihihihi.. gemuuush deh paksu cintak <3 nbsp="" p="">

#postinganrandom 
#anggappenggantipiknik 
#wabahcovid19 

Rabu, 19 Februari 2020

Fatah

Aku punya anak didik yang kritis banget. Dia selalu nyambung dengan materi yang akan kusampaikan. Misal aku kelupaan menjelaskan sesuatu rangkaian tema, seringnya aku jadi inget karena dia tanya. MasyaAllah, Fatah namanya 

Kamis, 30 Januari 2020

KAMIS MANIS TENTANG MAS MANIS Wkk


Keinget kenangan manis anak-anak tentu aja. Mau cerita dikit tentang si Mas. Mas Thori itu anaknya cenderung melankolis kayak emaknya. Sensitif gitu. Pokoknya kalau sama dia itu, ngomongnya harus pake hati. Kalau dikerasin, mental! Ga ngena!

Makanya, manajemen hati sangat penting bagi emaknya ini saat membersamai tumbuh kembangnya. Misalkan dia minta sesuatu -yang menurut kita ga penting atau anaknya belum butuh-, jangan langsung ditentang, karena dia akan langsung berontak. Coba deh pake tips dari emaknya ini: pilih kata-kata diplomatis, jangan cenderung menentang atau menyetujui. otomatis dia mau mendengarkan, baru kita tambahin embel-embel yang mengandung nilai.

Misal:
Mi, Mas mau gogo dino.
Apa itu?
Itu yang baik banyak temennya.
Emang ada berapa temennya?
Banyak.
Siapa aja?
Yang biru namanya tomo.. yang merah namanya rex..
Thori suka yang mana?
Yang rex, yang warna merah
Mau 1 aja?
Iya
Oke, boleh. Nabung dulu ya. Trus sabar. Anak sabar disayang Allah. Kalau Allah udah sayang, mau minta apa juga dikasih… Bisa juga dikasih rizki sama Allah buat beli.

… dan dia dengerin. 
Trus jawab pendek, 
Oh gitu ya. Oke! Sabar sabar..” *sambil dia ngelus dadanya~  

masyaAllah, anak bapak ini, ndemenakke >.<

Nah kan, liat bedanya percakapan tadi. Kita dapat banyak kan? Ada nilai yang dengan sukarela dia dengarkan.

Bismillah, next struggle~

Senin, 20 Januari 2020

NAK ANAK REMAJAKU



Memang belum lama aku membersamai mereka di sekolah ini, tapi ikatan batin terjalin sudah seerat ini. Sayangnya sudah sedalam ini. And, I don't know why

Beberapa hari yang lalu ada yang tanya, 

“Us, ultahnya tanggal berapa?”
Kujawab singkat sambil senyum “24”
“Bulan apa?”
“April”
“Makasih usss..” sambil ngacir lari. 

Keesokan harinya nanya lagi, 

“Us, besok April berarti ultah yang ke berapa?”
Kujawab lagi dengan pedenya, toh dalam hati aku harus menerima kenyataan ini, hahahaha “30. Gimana?”
“Gapapa Us, makasih ya.”

Mau pergi tapi berbalik lagi, “Eh ya Us, kalau ukuran sepatunya berapa?”

Doeng!
Ini anak-anak kicik bikin geer ajak. Kalian mau ngado aku sepatu po? Wkkk (dalam hati dong teriaknya)

Emmm… tak jawab aja, biar ndak mengecewakan mereka “39”.

“udah ya, saya tak lanjutkan kerjaan lainnya”

"Yyaaa Uuusss..." 

ps: trus si us-nya nunggu surprise :)))))