Jumat, 24 April 2020

Empat Tahunnya 'Hujan' Kami


Pada hakikatnya, saya ga merayakan ulangtahun. Merenungi dan mengevaluasi iya, namun belum bisa membahasakannya ke anak.

Setiap tahunnya, memang tak ada perayaan baginya, melainkan kami (Abi Ummi) selalu menyempatkan waktu lebih untuk bersama, pun untuk kualitasnya, lebih dari biasanya. Hanya itu.

Meski sebenarnya ingin bisa banyak waktu berkualitas bersama anak-anak setiap harinya. Kondisi yang belum memungkinkan. Seperti contoh dari kasus Abi kemarin, weekend memang seharusnya dirumah apalagi sedang wabah covid-19. Weekdays pun semestinya #wfh. Nah weekend dapat telepon dari atasan, diminta masuk, eh abi ‘berani’ membantah. Aku sangat apresiasi itu, karena ingin #stayathome terkhusus hari milad mas. Beginilah contoh perjuangan kami yang tak mudah untuk memberikan waktu berkualitas setiap saat.

Kembali pada momen milad mas, seharian kami dirumah berempat, beraktivitas berempat di dalam rumah, yang semoga berkualitas. Abi keluar rumah hanya ketika urgent, misalnya sudah berjanji membelikan cococrunch buat mas tapi abi lupa. Maka harus saat itu juga mencarikannya, hehe.

Kami mengevaluasi sepanjang tahun bersama ini, dan mencoba memulai perbaikan diri lebih serius lagi. Memulai kebiasaan-kebiasaan baik bersama dengan lebih gigih lagi. Iya, momen milad memang seharusnya menjadikan kita untuk semakin berbenah, karena ulangtahun berarti berkurang lagi jatah hidup kita di dunia. Kalau ingat akhirat, mesti ingat nyiapin bekalnya gimana kan?


Rabu, 22 April 2020

Waspada, Jangan Panik!

Lagi hits bahas apa nih

Kuy, kubahas sekali aja deh tentang embak corona ini. 
Wabah internasional gegara virus baru dari kalangan corona, bernama covid-19 ini telah membuat geger dunia internasional. Why? emangnya secantik apa corona itu cantikan aku laah

Dari awal kasus pertama muncul di Indonesia, awal Maret, yang membuat heboh adalah karena penularan covid-19 cepat sekali, meski sebenarnya tidak terlalu berbahaya, masih sekalangan dengan flu biasa yang sering melanda itu. Menjadi emergency jika tidak tertangani dengan baik. Jadi, yang perlu digarisbawahi adalah kita harus menekan penularan itu meluas, dengan cara yang bahasa gaulnya 'lock down', supaya orang yang terinfeksi bisa ditangani dengan optimal oleh penyelenggara kesehatan, dan SEMBUH. 

Apa yang menjadi ketetapan Allah itu pasti baik untuk manusia. Pun tak terkecuali kondisi wabah ini. Tentu banyak hikmah yang bisa dipetik; quality time sama keluarga (shalat jamaah), mengasah skill kerumahtanggaan, mengukur budget harian pekanan, wkk. Penjabarannya panjang, tapi kok lagi ga mood ngetik banyak. Sekian dulu deh. Kalau ada kesempatan ya sambung lagi. Kalau :DDD

Suami Marah, Pernah?

Baru inget, pernah beberapa waktu lalu suami saya marah. Tau ga kenapa? Seorang Bapak Jarbuto yang ga bisa marah, kok tetiba marah. Gegara saya kurang menjaga bicara saya. 

Karena, ceritanya gini... 

Pas kami ngobrol asik, lupa mbahas apa, saya nyeplos mengeluarkan frase 'ibukmu'. 
'Loh, apa yang salah?' tanya saya. 

Jawab beliau, 
'Ga ada istilah ibukmu, bapakmu, keluargamu, yang ada ibuk kita, bapak kita, keluarga kita', dengan raut muka yang 'marah'. 

Ternyata guys, yang salah adalah pemilihan kata-kata saya, ahahaha. Padahal ya saya tak berniat untuk membedakan, hanya ucapan ceplas ceplos biasa. 
Setelah kuingat-ingat kembali, iya bener, suami saya selalu menggunakan pemilihan kata 'ibuk' 'bapak' gitu semua. Jadi, saya selalu menambahi pertanyaan dulu 'Ibuk siapa?' 'Bapak siapa' dan pilihan jawaban pak suami begini 'Ibuk Lis' 'Ibuk Rati'. Gituuu ahihihihi.. gemuuush deh paksu cintak <3 nbsp="" p="">

#postinganrandom 
#anggappenggantipiknik 
#wabahcovid19