Pasca melingkar pekanan, dapat materi tentang Hari Ayah. Pertama, mengingatkanku pada sosok hero pertamaku, lelaki yang kupanggil Bapak, yang telah memperjuangkan hidupnya untuk memberikanku penghidupan yang layak. Kedua, mengingatkanku kepada sosok laki-laki kedua, yang telah mendampingiku selama hampir 7 tahun ini, yang kutau aku cuma bisa bersyukur tanpa henti ada di posisi ini hingga sekarang. Lelaki yang di mataku, selalu menomorsatukan ibunya. Iya, ibunya, bukan aku istrinya, hahaha…
Mas Thori, Adik
Barra,
ternyata, begitu
ya mendidik anak laki-laki itu, Nak. Goal nya adalah engkau bisa memuliakan
ibu, hingga nanti kau tau bahwa kau pun harus memuliakan istrimu pula. Abi itu
ya, Nak, kalau membelikan sesuatu pasti jumlahnya tiga, satu untuk Ummi, satu
untuk Uti, satu untuk Budhe. Apapun, sampai Ummi heran, sebegitu sayangnya kah
Abi pada ibu dan kakak perempuannya. Namun Ummi pun sangat bersyukur, karena
Ummi tak pernah merasa tersisih, tak pernah merasa kekurangan kasih sayang.
Sekarang, tugas
besarnya ada pada Ummi, untuk mendidik kalian anak laki-laki Ummi. Yang kata
guru Ummi, mendidik anak laki-laki harus lebih lebih dari mendidik anak
perempuan. Karena laki-laki akan jadi pemimpin, untuk dirinya, untuk keluarganya,
untuk umat.
Kita kerjasama
ya, Nangs. Sudah beberapa tahun kita lalui roller
coaster kehidupan ini.
Ya lelahnya
Ummi, ya bersyukurnya Ummi.
Ya marahnya
Ummi, ya elusan Ummi.
Ya emosi
negatifnya Ummi, ya emosi positifnya Ummi.
Kalian, anak
laki-laki Abi Ummi, sangat membelajarkan kami.
Terimakasih sudah
menjadi partner terbaik dalam berproses bersama. Kita sudah sampai sejauh ini,
kita pasti juga bisa lalui tantangan-tantangan ke depannya. Ingat ya, kita
sudah sepakat akan menjadi tim yang saling menghebatkan satu sama lainnya.
Ummi Abi
senantiasa mendoakan kesehatan kalian, keshalihan kalian, kesuksesan dunia
akhirat kalian.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar