Jumat, 07 Mei 2010

Teruntuk Ibunda Tercinta

Saya teringat senandung kecemasan, yang dibawakan seseorang berikut ini,


‘Rabbana, siapa gerangan yang nasibnya lebih buruk dari kami.
Jika dalam keadaan seperti ini, kami dipindahkan ke dalam kubur.
Kami belum menyiapkan pembaringan kami.
Kami belum menghamparkan amal shaleh untuk tikar kami.
Bagaimana kami tidak menangis.
Sedangkan kami tidak tahu akhir perjalanan kami.
Nafsu selalu menipu kami dan hari-hari melengahkan kami.
Padahal maut telah mengepak-ngepakkan sayapnya di atas kepala kami.’

Akhirnya, Sahabat, tak ada salahnya dalam sujud-sujud kita, dalam untaian doa-doa kita, dalam tengadah jemari kita, sebuah permintaan ditambahkan. Sebuah pinta untuk seseorang yang telah mencinta kita dengan nafasnya..


”Rabbii… isi hidupnya hanya dengan sabar dan syukur. Rabbii… berikan untuk Ibunda, sebuah khusnul khatimah”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar