Bismillahirrohmanirrohim…
Realita kehidupan memang
tak seyogyanya persis sama seperti yang kita inginkan..banyak pertentangan-pertentangan di dalamnya (hadeh, ga usah resmi2 deh, ane malah pusing sndiri
–“)
Ok, lanjut..
Karena suatu hal, aku
menulis ini. Karena suatu hal, tema ini yang kupilih.
Beberapa hari terakhir
sungguh banyak pemberontakan dalam hatiku, menderu-deru..tak beraturan, sampai aku sendiri kewalahan.
Akhirnya aku coba
menguatkan kalbu dengan banyak membaca. Walaupun membaca itu duduk, namun aku
bisa mengetahui semua isi dunia, -itu kata professor sapa gt :D lupa-. Aku coba baca banyak
referensi dan akhirnya kusimpulkan dalam tulisan ini. Semoga barokah dan
bermanfaat XD
Afwan jika kata-kataku
keras, karena suasana hatiku sedang tak karuan. Afwan jika ada kata2 yang tak berkenan.
Aku masih saja
bertanya-tanya tentang penjelasan2 ini. Apa e? Apa e? check this out :p
***
Ada artikel yang
menyatakan bahwa ikhwan genit itu ikhwan yang suka sms atau telpon akhwat ga jelas.
Itu ikhwan genit. Dan mayoritas hanya meilhat dari sisi buruk ikhwan, coba
kalau dibalik, kenapa ikhwan seperti itu? Karena akhwatnya nanggepin, bener ga?
Coba tuh ikhwan genit dicuekin, ga usah diladenin, mesti pindah haluan ke laut
deh. Tapi karena faktor akhwat (yang besar) ini, ikhwan jadi bisa disebut
genit, padahal ga bs sepenuhnya menyalahkan ikhwan to?
Ketika ikhwan sudah mulai
melancarkan serangan, eh akhwatnya sampai mancing-mancing bilang gini, ‘masa hubungan
kita gini2 aja?’ nahlo…dimana tu harga diri si akhwat. Mosok malah menjual
diri, ngek ngok -.-
Kalau akhwatnya bener-bener ini,
bukannya seharusnya ia meluruskan kesalahan yang diperbuat ikhwan, bukan malah
semakin mengajak pada keterpurukan? Malu dong bu akhwat, mosok malah merendahkan
diri sendiri, padahal dengan ikhwan deketin akhwat itu aja udah merendahkan
harga diri akhwat, eh akhwatnya malah semakin merendahkan diri sndiri. Ikhwah
zaman sekarang, ckckck...
(NB : tidak men-general-isasikan lo ya..hanya pihak-pihak tertentu saja..)
***
Ini awalnya pengen kubuat
cerpen, tapi yang keluar malah uneg-uneg. Ya, tak apa. Ini memang berdasar
kisah nyata. Semoga menjadi pembelajaran bagi kita semua. Jangan sampai kita
sendiri yang mengalami hal ini. Untuk hal seperti ini, cukuplah pengalaman
orang lain yang kita jadikan pembelajaran. Jadi, tak apalah aku memberikan
judul seperti itu karena memang sengaja kutulis begitu.
Semoga Allah masih
memberikan kesempatan kita berjumpa (via tulisan) di lain waktu, Kawan…
*Aku berlindung pada Allah, dari godaan makhluk yang mengajak jauh dari Nya..
Mawar Ramadhan
Oktober 2011
Mawar Ramadhan
Oktober 2011

Tidak ada komentar:
Posting Komentar