Rabu, 10 Juli 2013

Rindu Tak Pernah Permisi

Pekan kedua aku mengikuti perkuliahan matrikulasi, namun tugas sudah memenuhi sepanjang waktuku. Aku tidak berlebihan, tapi sungguh mengerjakan tugas sesi ini sangat menyita waktu, tapi insyAllah kelak berbuah manis. 

Di tengah sela mengerjakan tugas di dalam kelas, tak hentinya aku kepikiran seseorang. Tugas tak bisa selesai optimal ketika aku tak bisa fokus dalam mengerjakannya. Namun bagaimana lagi? Rasa rindu tak pernah permisi ketika datang. Ragaku memang di kelas, namun jiwaku bersamanya. Aku harus bagaimana?

Aku berpikir, aku tak bisa terus-terusan begini. Tugas menumpuk namun tak ada yang mau mengerti, termasuk hatiku sendiri. Di sisi lain, aku masih bertanggungjawab kepada selain-Nya, yaitu kedua orangtuaku atas amanah di pasca ini. 

Ingatanku terbang menyusuri setiap memori dalam otakku, kenangan-kenangan yang kulalui di masa lalu. Masih tergambar jelas pertemuan haru itu, di bawah rintik hujan, di rumah seorang asing. Obrolan yang tercipta kala itu sangat merasuk jiwa, hanya saling support di antara kami. Iya, dukungan penuh darinya yang kubutuhkan. Tapi, ah... Aku tak tahu harus bercerita kepada siapa, akhirnya aku memutuskan untuk menuliskannya.

-_______________________-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar