"Beberapa orang hanya mampu melihat sebuah akhir tanpa harapan, namun sebagian lainnya menemukan harapan yang tak berakhir"
Rabu, 30 Juli 2014
Senin, 28 Juli 2014
Kisah Nomor 123
1 Syawal 1435 H
Ramadhan terakhir kemarin, perbincangan kami semakin intensif, karena kami sama-sama tahu bahwa kami akan segera berpisah. Dipisahkan oleh jarak dan waktu.
Hingga akhirnya, tibalah pada tema 1 2 3. Ia bercerita dengan antusias dan tentu saja ekspresif, dua hal yang sangat aku suka.
"Kemarin waktu di sekolah, aku sama dua temanku bercerita seru. Ammah mau tau ga?", ucapnya menggebu.
Kuanggukkan kepalaku, karena bibirku tak kuasa berucap atas sesaknya hati kala itu.
Lalu ia pun berceloteh tanpa henti dan aku pun mendengarkan dengan seksama.
"Kami bernyanyi bersama, Prabowo nomor 1, Jokowi nomor 2.." (dan seterusnya, saya lupa lirik, berceritanya sambil dilagukan)
"Lalu temanku si A bilang : Aku pilih nomor 1, Prabowo!"
"Temanku si B ikut teriak : Aku pilih nomor 2, Jokowi!"
"Aku pun nggak mau kalah Mah, menimpali dengan lantang : Kalau aku pilih nomor 3, PKS!"
Tanpa jeda, Salma mulai menyanyikan lagu "PKS nomor tiga, PKS tetap di hati...!" berkali-kali dengan lantangnya.
*kemudian hening*
Ramadhan terakhir kemarin, perbincangan kami semakin intensif, karena kami sama-sama tahu bahwa kami akan segera berpisah. Dipisahkan oleh jarak dan waktu.
Hingga akhirnya, tibalah pada tema 1 2 3. Ia bercerita dengan antusias dan tentu saja ekspresif, dua hal yang sangat aku suka.
"Kemarin waktu di sekolah, aku sama dua temanku bercerita seru. Ammah mau tau ga?", ucapnya menggebu.
Kuanggukkan kepalaku, karena bibirku tak kuasa berucap atas sesaknya hati kala itu.
Lalu ia pun berceloteh tanpa henti dan aku pun mendengarkan dengan seksama.
"Kami bernyanyi bersama, Prabowo nomor 1, Jokowi nomor 2.." (dan seterusnya, saya lupa lirik, berceritanya sambil dilagukan)
"Lalu temanku si A bilang : Aku pilih nomor 1, Prabowo!"
"Temanku si B ikut teriak : Aku pilih nomor 2, Jokowi!"
"Aku pun nggak mau kalah Mah, menimpali dengan lantang : Kalau aku pilih nomor 3, PKS!"
Tanpa jeda, Salma mulai menyanyikan lagu "PKS nomor tiga, PKS tetap di hati...!" berkali-kali dengan lantangnya.
*kemudian hening*
Minggu, 27 Juli 2014
I AM GAZA!
Doa untuk Palestina, Gaza & Semua Kaum Muslimin
Allahumma harriril muslimiina fi Ghazzah
Ya Allah bebaskan kaum Muslimin di Gaza
Ya dzal jalaaali wal Izzah
Wahai pemilik Keagungan dan Kemuliaan
Allahumma Fukka asrohum
Ya Allah lepaskanlah yang tertawan dari mereka
wasyfii mariidhohum, waksyif kurbatahum
Sembuhkan yang sakit, lenyapkan derita mereka
Allahumma Baddil khowfahum amnaa...
Ya Allah tukarlah rasa takut mereka dengan rasa aman
Ya dzal jalaaali wal Izzah
Wahai pemilik Keagungan dan Kemuliaan
Allahumma aizzal islaama wal muslimiin
Ya Allah muliakan Islam dan kaum Muslimin
wa adzilla syirka wal musyrikiin
Hinakan syirik dan kaum Musyrikin
wa Dammir a'daaa ddiin
luluh-lantakan musuh-musuh agama ini
wahmi hauzatal islama wajma' kalimatal muslimiina alal haq. Ya Rabbal Aaalamiin....
Jagalah kedaulatan Islam, satukan kalimat kaum Muslim dalam kebenaran, Wahai Tuhan seru sekalian alam....
Jumat, 25 Juli 2014
Musik dan Hafalan
Sepuluh hari terakhir Ramadhan 1435 H ini, dua keponakan menghabiskan waktu di rumah Bantul, sedangkan abinya i'tikaf mukim full di masjid. Jadilah saya bebas sebebasnya. Bahagia, dan sedih.
Sekali mereka hadir, rumah tak pernah rapih, khususon kamar saya. Entah mengapa kamar saya adalah tempat favorit mereka. Rapihkan, berantakan lagi, rapihkan, berantakan lagi, begitu seterusnya. Tapi saya suka, karena saya belajar punya banyak anak :')
Ada suatu momen yang inshaaAllah tak akan saya lupa. Adalah ketika kami berdua, saya dan Salma berada di kamar saya, siang hari. Saat itu saya memang sedang boring, nunggu balasan message dari seseorang tapi tak kunjung datang. Saya play musik di hp, lagu korea ballad mellow. Seketika itu juga, Ustadzah Salma mulai menceramahi saya,
"Ammah, kok muter musik sih? Nanti hafalannya ilang lho. Kata Ummi, ndengerin musik bikin hafalan kita ilang. Kalau ndengerin itu murrotal aja, atau lagu-lagu nabi..."
Jleb!
"Oh iya mba Salma. Ammah ganti ya. Ini, kalau yang ini lagu judulnya Ibu, yang nyanyi Hijjaz, nasyid. Boleh kan?"
"Iya itu lagu nabi, boleh kalau yang itu Mah.."
Setelah beberapa saat mendengarkan lagunya Hijjaz, Salma komentar lagi,
"Mah, ini bukan lagu nabi. Ganti murrotal aja."
Doeng!
"Baiklah, baiklah.."
Keponakan saya, Salma, 5 tahun, sudah mampu mengingat setiap detail ucapan Ummi-nya. Ia tidak sekedar menghafal kata-kata, namun mampu memahami dan menanamkan prinsip itu dalam hati. Subhanallah, semakin sholihah ya, Nak..
Jadilah sosok teladan bagi adik-adikmu nanti, baik yang lahir dari rahim Ummi-mu, ataupun yang lahir dari rahim Ammah-mu.
Allah yang memberi pemahaman padamu, Allah yang mengizinkan engkau mampu mengemban amanah anak pertama, cucu pertama, karena engkau mampu.
Selasa, 22 Juli 2014
Ramadhan dan aku
Pakaian Takwa itu Lebih Baik daripada Pakaian Baru,
Karena...
Tujuan ibadah puasa adalah untuk menggapai taqwa.
Tangisan Langit - Hujan
Janganlah berputus asa menghadapi kesusahan, karena rintik hujan yang jernih juga berasal daripada awan yang gelap.
Sabtu, 19 Juli 2014
Dan Ikhtiar pun Menjadi Sebuah Mimpi
*******noted*******
by Bunda Mita on Saturday, August 28, 2010 at 12:27pm
Kala itu, bayangan sosok calon suami yang soleh menari-nari di depan mata. Dia yang nantinya akan menemani malam-malam terakhirku dalam bermunajat kepada Allah. Yang akan membacakan ayat-ayat suci al-qu'ran saat kurebahkan badan ini dipangkuannya...
Atau sebaliknya, saat dia merasakan penat, lelah, cape setelah seharian terkurung dalam aktifitas kerja, dia merebahkan badannya dipangkuanku, dan lantunan ayat-ayat suci terdengar lirih ditelinganya, sambil sesekali kuelus rambutnya dengan mesra...
Subhanallah, Maha Suci Allah, impian yang begitu indah...
Atau kehidupan rumah tangga yang selalu diwarnai dengan keikhlasan, kegembiraan, dan kepasrahan diri kepada Allah, seperti kisah Ummu Sulaim yg berdandan secantik mungkin, dan melayani Abu Talhah ketika malam itu, padahal anak mereka berdua telah dipanggil kembali oleh sang pemilik-NYA. Namun atas kepandaian Ummu Sulaim dalam membawakan berita kesedihan itu, Abu Talhah pun ikhlas menerima kepergian anaknya, dan tanpa ada rasa marah terhadap Ummu Sulaim yang lebih mementingkan pelayanan terhadap Abu Talhah, ketimbang berita kematian sang buah hati mereka tercinta...
Dan setumpuk angan-angan untuk bisa membahagiakan suami secara lahir dan batin, tunduk dan taat terhadapnya, mewarnai ikhtiarku kala itu.
Dan Atas kehendak Allah, aku bertemu dengan sosok pria yang begitu pas (menurutku). Hari-hari kami lewati, niatan suci untuk menikah telah dicanangkan. Begitu riang hati ini, hmmm...cita-citaku akan terwujud sebentar lagi, begitu pikirku...
Segala sesuatu telah direncanakan, disusun rapi, dan...
Allah berkehendak lain...
kami pun berpisah...
kami pun berpisah...
Waktupun bergerak sesuai irama, bayangnya tak mampu aku tepiskan dari hidupku...
Ku lihat, tubuhku semakin ramping saja
ku lihat, kesehatanku semakin menurun
pikiranku hanya tertuju padanya...
MIS
Bersatu denganmu tidaklah pasti
berharap menjadi istrimu suatu hal yang tidak mungkin
Tetapi kematianku adalah hal yang pasti
dan akan datang setiap saat, tanpa harus aku rancang dan rencanakan
kan kubawa rasa sedih ini bersama jasadku di alam yang gelap
biarkan kubawa cintaku ini sampai tanah melumat habis tubuhku...
Biarlah segala impian yang aku miliki, terkikis habis bersama sirnanya kehidupanku didunia...
biarlah...
biarlah...
biarlah...
dirimu bahagia bersama pilihanmu dan tentu pilihan yang terbaik dari ALLAH...
*******end noted*******
Tulisan di atas adalah catatan sahabat tahun 2010 silam. Dulu entah dengan alasan apa saya menyimpannya. Tapi kini, saya paham sekali isi tulisan, bahkan saya bisa merasakan berada di posisi itu.
Baiklah,
Ku bersyukur dapat bertemu dengannya,
dengan segala keteduhan yang terpancar dari sorot matanya,
dengan segala keindahan yang terucap dari lisannya,
dengan segala ketenangan yang terlihat dari tutur katanya,
dengan segala kebaikan yang terlihat dari budi pekertinya...
Dan...
Allahpun Maha Tahu...
Belum saatnya aku berlabuh di pantainya yang sejuk, tenang dan penuh kedamaian...
Jumat, 11 Juli 2014
Belaian Ibu
Album : Damai
Munsyid : Hijjaz
Tertanam naluri keibuan amat mendalam
Di jiwa insan yang mendambakan kebahagiaan
Oh.. ibu
Di bahumu tergalas beban
Perjalananmu penuh rintangan
Kau titipkan kasih sayang
Sejujur pengorbanan
Tak ku nafikkan
Di saat kita berjauhan
Rasa ingin ku berlari
Mendakapimu penuh girang
Bak si kecil kehilangan
Kau insan penyayang
Betapa ku merindu
Lembutnya belaian ibu
Membuatku terlena
Di wajah terlukis tenang
Debar di dada kau rahsiakan
Ku pastikan dikau aman
Dikurnia sejahtera
Tak ku lupakan
Di saat kita berjauhan
Rasa ingin ku berlari
Mendakapimu penuh girang
Bak si kecil kehilangan
Tiada aku tanpa ibu
Hanya (kau) satu didunia
Bertakhta dikau dijiwaku
Kau lah ibu yang tercinta
Kau insan pengasih
Betapa aku mengharap
Hadirnya restumu ibu
Membawaku ke syurga
Bersemi belaian kasih sayang nan berpanjangan
Darimu insan yang mendoakan kebahagiaan anak-anakmu
Oh.. Ibu
*nyanyi sambil gulingguling mewekmewek*
*syedih syekali*
Jumat, 04 Juli 2014
Taujih Jum'at
Khatib bertaujih, tentang apa yang seringkali orang abaikan, padahal itu menentukan amalan. Saya pun baru tahu setelah mendengar taujih ini. Tentang apa yang sepele, namun menentukan. Apa itu?
Kehadiran!
Kehadiran ketika masuk waktu shalat Jum'at. Kepada engkau semua lelaki muslim, semoga Allah menanamkan istiqomah dalam hatimu, iman sempurna dalam jiwamu, sehingga engkau termasuk orang-orang yang beruntung.
![]() |
| Gambar diambil dari google |
Seorang ustadz (Pak Daliman) mengatakan bahwa, aturannya itu seorang imam sholat Jum'at datang pada saat terakhir, karena memberi kesempatan kepada jamaah yang hadir untuk dicatat kehadirannya oleh malaikat. Bagaimana maksudnya?
Begini, ketika sudah masuk waktu sholat Jum'at, malaikat turun lalu berdiri di pintu masuk masjid. Malaikat itu mencatat setiap orang yang datang untuk sholat Jum'at, mencatatnya sebagai amal. Ketika sang imam/khatib sudah hadir masuk masjid, malaikat menutup buku catatannya lalu mengikuti imam untuk segera mendengarkan khutbah dan melaksanakan sholat Jum'at. Nah, bagaimana nasib orang-orang yang datang setelah itu? Yaaa malaikat nggak mencatat kehadirannya lagi.
Padahal realita yang ada kan, orang-orang datang pas sudah iqomah. Malah kebanyakan imamnya yang nunggu jamaah datang. Lah, berarti malaikat tadi udah nutup buku dan ikut imam masuk masjid kan? Nah, kelewat khutbah juga kan? Jadi, bisa disimpulkan sendiri kan?
Selasa, 01 Juli 2014
Hunting buku dan hunting kamu
Awal Juli, berakhirnya Juni, berakhirnya Hujan Bulan Juni (Sapardi Djoko Darmono). Bulan Juni yang indah, penuh dengan airmata. Akan kah Juli menjadi bulan yang sama?
Selama Allah masih memberikan kita kehidupan, maka Dia akan memberi jalan pada setiap permasalahan.
Saya memang sedang rindu. Rindu sekali. Namun saya sadar, saya tak mampu berbuat apapun. Saya mengalihkan dunia sendu itu ke dunia buku. Ya, saya hunting buku. Bukan karena saya suka, hanya saja untuk mengalihkan dunia sendu itu tadi..
Ramadhan, sendu? Ah, kok ndak produktif banget. Akhirnya aku inget tesis dan segelintir amanah lain. Baiklah, akhirnya melanjutkan perjuangan saya kemarin sore, keliling toko buku di Jogja untuk mencari pencerahan tesis ke depan. Tema awal pencarian buku adalah tentang "Vocational Guidance" dan "Evaluation Research" dengan spesifikasi beberapa buku incaran. Saya berkeliling sekitar 3 toko buku, dan berakhir pada Perpustakaan Kampus Pusat. Awalnya, di toko buku pertama, saya mendapat 3 buku (tentunya setelah kekiter lama, hampir satu jam, dengan perut mules-mules, tanda puasa saya akan batal hari ini, hahaha). Buku pertama dan kedua, okelah, masih masuk tema, tapi buku ketiga agak OOT, tentang rajutan, hihihi. Aku kembali merindu aktivitas satu ini, Crochet-ing. Dulu sih suka karena ada yang di-rajut-in, sekarang? Kudu cari motivasi baru dulu :3
Sama hal nya dengan memasak. Saya suka memasak kalau ada yang dimasakin aja. So, hobby itu bisa muncul karena support dari orang-orang tercinta tersayang. Ah, curcol dikit ya..
Kembali ke topik buku, menuju toko buku kedua, saya mendapat 2 buku, yang kemarin sore sudah saya survey, jadi hari ini tinggal ambil dan tentu saya bayar. Kemarin sore belum bawa duit, eheheh..
Sampai pada perpustakaan, tempat dimana saya ada janjian dengan seorang kawan. Setelah bertemu di jam janjian kami, saya mulai melancarkan aksi berburu buku (pinjaman). Mulai dari searching di katalog, lalu berpusing-pusing ria mencari rak nya (masih sambil mules-mules), lalu sok kenal sama orang buat tanya-tanya penempatan posisi rak. Hah, sendiri itu nggak asyik! Pengen ngontak kamu, tapi lagi jauh.. (emang 'kamu' siapa sih, Maw? hahaha)
Baiklah, kita kira-kira lama saya di dalam perpustakaan, hampir 2 jam. Berapa buku yang saya pinjam? TIGA! Jadi, berapa total buku yang saya bawa pulang? DELAPAN! Syemaaangaaat! *abot*
Langganan:
Komentar (Atom)




