Sepuluh hari terakhir Ramadhan 1435 H ini, dua keponakan menghabiskan waktu di rumah Bantul, sedangkan abinya i'tikaf mukim full di masjid. Jadilah saya bebas sebebasnya. Bahagia, dan sedih.
Sekali mereka hadir, rumah tak pernah rapih, khususon kamar saya. Entah mengapa kamar saya adalah tempat favorit mereka. Rapihkan, berantakan lagi, rapihkan, berantakan lagi, begitu seterusnya. Tapi saya suka, karena saya belajar punya banyak anak :')
Ada suatu momen yang inshaaAllah tak akan saya lupa. Adalah ketika kami berdua, saya dan Salma berada di kamar saya, siang hari. Saat itu saya memang sedang boring, nunggu balasan message dari seseorang tapi tak kunjung datang. Saya play musik di hp, lagu korea ballad mellow. Seketika itu juga, Ustadzah Salma mulai menceramahi saya,
"Ammah, kok muter musik sih? Nanti hafalannya ilang lho. Kata Ummi, ndengerin musik bikin hafalan kita ilang. Kalau ndengerin itu murrotal aja, atau lagu-lagu nabi..."
Jleb!
"Oh iya mba Salma. Ammah ganti ya. Ini, kalau yang ini lagu judulnya Ibu, yang nyanyi Hijjaz, nasyid. Boleh kan?"
"Iya itu lagu nabi, boleh kalau yang itu Mah.."
Setelah beberapa saat mendengarkan lagunya Hijjaz, Salma komentar lagi,
"Mah, ini bukan lagu nabi. Ganti murrotal aja."
Doeng!
"Baiklah, baiklah.."
Keponakan saya, Salma, 5 tahun, sudah mampu mengingat setiap detail ucapan Ummi-nya. Ia tidak sekedar menghafal kata-kata, namun mampu memahami dan menanamkan prinsip itu dalam hati. Subhanallah, semakin sholihah ya, Nak..
Jadilah sosok teladan bagi adik-adikmu nanti, baik yang lahir dari rahim Ummi-mu, ataupun yang lahir dari rahim Ammah-mu.
Allah yang memberi pemahaman padamu, Allah yang mengizinkan engkau mampu mengemban amanah anak pertama, cucu pertama, karena engkau mampu.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar