Minggu, 21 September 2014

Bagaimana aku tak semakin mencintainya?

Ada kisah cinta sepasang manusia, yang ceritanya indah tanpa banyak kata. Cukup sikap yang membuktikan kebesaran cintanya. 

Ketika ujian melanda, Allah hadirkan untuk menguji kesetiaan cinta mereka, banyak hal yang mengguncang keteguhan pendirian. Si lelaki berkhianat. Kecewa, kesedihan, kesakitan, airmata, dan kawan semacamnya. 

Tak perlulah mencari simpati orang dengan mengatakan kepada dunia tentang kesedihannya, mengemis cinta kepada yang tak mencintanya.

Mau bagaimanapun orang lain menyalahkannya, memojokkannya, namun ketika ia yakin ia tak salah, ia akan tetap tegar berdiri di tempatnya, tenang, manis, dan tetap 'merasa kecil'. Dialah pemenangnya. 


"Pemenang Kehidupan" adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, serta tetap tenang di tengah badai yang paling hebat...


-curahan hati lelaki pengkhianat-

Si lelaki pengkhianat berkata kepada wanita barunya : 

"Dialah pemenangnya, pemenang kehidupan ini sekaligus yang memenangkan hatiku. Dia orang yang paling bisa mengendalikan diri dari semua orang yang kukenal. Dia mampu mengalah hanya demi orang sepertimu. Hatinya benar-benar lapang, tanpa halang. Bagaimana aku tak semakin mencintainya?"

"Ia tetap sejuk di tempat yang panas, ia tetap manis di tempat yang sangat pahit, ia tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, ia tetap tenang di tengah badai paling hebat yang telah engkau buat, dengan kebiasaanmu yang pamer kesedihan, mengemis cinta padaku dan mencari simpati orang itu. Bagaimana aku tak semakin mencintainya?"

"Yang aku tahu, ia memegang prinsip ini --- Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau jalani), yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit." -Ali in Abi Thalib-

"Dan aku, akan menjadi malaikat pelindungnya, itu janjiku."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar