Rabu, 29 April 2015

~ Ingatlah Saat Airmata Berlinang dan Hatimu Terluka ~

Bukankah engkau telah melihat, bahwa setelah malam puas dengan gelap gulitanya, maka fajar pagi pun pasti datang dengan sinar cahayanya. 

Seorang sastrawan berkata,
"Bila engkau menuntut waktu untuk memenuhi segala keinginan dan seleramu, atau engkau tidak menginginkan sesuatu kecuali yang engkau sukai, maka bersiap-siaplah untuk terjatuh ke dalam lembah kesedihan. Sebab, engkau pasti akan merintih ketika kehilangan apa yang engkau impikan dan tidak memperoleh apa yang engkau dambakan. 

Namun, bila engkau sudah sadar bahwa hari-harimu itu suka mengambil dan menolak, memberi dan menahan, dan mereka tak pernah lupa dengan segala hal yang pernah mereka berikan hingga mereka mengambilnya kembali, maka ringankanlah kesedihanmu! Itulah watak dan dinamika hari-hari bagi anak Adam; baik yang tinggal di istana atau yang tidur di gubuk derita, yang berjalan dengan sandal atau mereka yang berjalan tanpa alas di muka bumi ini. Janganlah engkau menangis berlebih-lebihan dan usaplah airmatamu. Engkau bukanlah wanita pertama yang menderita karena diterjang anak panah zaman. Bahkan, deritamu juga bukan yang pertama menghiasi halaman koran-koran kesedihan dan bencana."

Picture by: @zayanhanif


Pencerahan:
Berhentilah memikirkan dosa dan pikirkanlah hal-hal baik yang akan engkau perbuat untuk menggantikannya. 

~ Aidh al-Qarni
(dalam 'Menjadi Wanita Paling Bahagia, Berlian Pertama')

~ Kutipan Gue Never Die ~

Kata seorang rekan yang sangat memahami derita bangsa Palestina, minum salah satu merk cola peraih Jubilee Award dari Israel itu, seperti meminum darah anak-anak Palestina yang mengerang oleh rentetan timah panas yang bengis dari serdadu zionis. Makan di balik gerai franchise mewah itu rasanya seperti menggigit-gigit bangkai saudara kita. 

Picture by: @zayanhanif

Wah, Akh Salim kok ikut-ikutan boikot, memangnya efektif? Pernah saya ditanya begitu. Bagi saya, bukan soal efektif atau tidaknya kampanye boikot ini. Soalnya adalah dengan apa kita akan menjawab Allah jika Ia bertanya tentang nasib muslimin di seantero dunia. Dengan apa kita menjawab, itu saja. Bahkan Rasulullah pun bersabda, “Selamatkan dirimu dari api neraka meski hanya dengan sebutir kurma!” Sebutir kurma! Ternyata, bisa saja sebutir kurma itu efektif. Efektif menyelamatkan kita dari neraka. 

~ Salim A. Fillah ~

~ Menulis Itu Berkah ~

“Dari perjalanan menulis selama ini, saya makin tahu, tak ada kendala berarti kecuali apa yang ada di dalam jiwa kita. Dulu saat masih meminjam komputer paman dan mengetikkan tulisan di rental, saya merasa sepertinya akan lebih produktif jika memiliki komputer sendiri.
Begitu memiliki komputer sendiri, ternyata sama juga. Saat itu lalu berpikir, jika punya laptop dan lebih mobile, insyaallah lebih produktif. Begitu notebook dimiliki, rasanya sama juga.
Sekali lagi saya menyadari, kendala menulis letaknya bukan di fasilitas, melainkan di dalam jiwa kita.
Kita berlindung kepada Allah dari jiwa yang lemah untuk menyampaikan kebenaran, dari hati yang bungkam untuk mencegah kejahatan. Karena itu, semua hal harus disyukuri.
Alhamdulillah, menulis itu rasanya berkah.”

~ Salim A Fillah ~

Senin, 27 April 2015

Tafakur Alam dan Cita Kami

Usai kejutan pagi beberapa hari yang lalu, beliau mengajakku jalan-jalan tafakur alam kala libur. Kali ini pantura, ya pantai lagi. Sebuah perjalanan yang akan merubah justifikasiku pada pantai utara, yang awalnya 'negatif' menjadi 'positif'.

Tapak kami selanjutnya

Pantai, senja, fajar, jalan-jalan, makan-makan, adalah beberapa hal dari banyak hal yang sama-sama kami suka. maka benarlah ketika libur tiba, beliau mengajakku jalan mentafakuri alam ciptaan Allah. Beliau adalah perantara Allah untuk membelajarkanku banyak hal. bagaimana bersikap realistis, bagaimana mensyukuri setiap pemberian Allah, bagaimana mendidik diri jauh sebelum anak kami lahir, bagaimana belajar berbuat baik kepada anak sebelum anak kita lahir dan masih banyak lainnya, dan akan semakin banyak.

Jalan-jalan yang kami pilih lebih kepada mentafakuri alam karena membantu kami untuk belajar lebih mensyukuri hidup,

Rabbi habli minasshalihin..

dari beliau, aku belajar cara mengendalikan diri dan emosi yang meluap-luap.
dari beliau, aku belajar cara bersosialisasi yang baik dengan tetangga ataupun dengan siapapun yang kita temui.
dari beliau, aku belajar hidup, hidup manfaat, untuk bekal akhirat.

alhamdulillah, terimakasih Allah, ucapan terimakasih pertama hanya pantas untuk-Mu.
terimakasih, bapak ibuk.
terimakasih, suamiku.
terimakasih, saudara-saudaraku.
terimakasih telah menjadikanku wanita paling bahagia.

_
Apa yang sering kamu lihat dan dengar akan menjadi apa yang sering kamu pikirkan.
Apa yang sering kamu pikirkan akan menjadi apa yang sering kamu ucapkan.
Apa yang sering kamu ucapkan akan menjadi apa yang sering kamu lakukan.
Apa yang sering kamu lakukan akan menjadi kebiasaanmu.
Kebiasaan yang terus dibiasakan akan menjadi karaktermu.
Karakter yang terus dipupuk akan menentukan nasib.
Nasib tentu akan menjadi penentu masa depan juga baik itu dunia maupun akhirat.

Ada kutipan menarik dari Imam Asy Syahid Hasan Al Banna yang berbunyi "Apa yang kamu alami hari ini adalah hasil dari apa yang kamu pikirkan dimasa lalu, dan apa yang kamu pikirkan hari ini akan menjadi masa depanmu". Tentu maksudnya disini secara lebih luas adalah segala sesuatu yang kita pikirkan hari ini, yang sering kita ucapkan, yang sering kita lakukan akan membentuk masa depan kita nanti. Semua berawal dari dua aktivitas yang sangat sederhana yaitu mendengar dan melihat, tapi pengaruhnya sangat luar biasa sekali untuk masa depan kita.

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 36)

Dalam ayat diatas juga tertera jelas firman Allah SWT kalau kita agar menjaga pendengaran, penglihatan dan hati, diurutan pertama dari perintah Allah adalah pendengaran yang akhirnya diikuti oleh penglihatan kemudian hati. Karena memang bagaimana ucapan, sikap dan tingkah laku seseorang bermula dari apa yang sering dia dengar dan sering dia lihat sebab memang tabiat manusia suka mencontoh apa yang terjadi disekitarnya. Begitu juga sebaliknya jika ketemu seseorang melihat dari caranya berbicara, caranya bersikap, caranya berhubungan dengan orang lain kita tentu tentu bisa menebak apa yang dia dengar dan sering dia lihat. Contohnya banyak, misalnya anak kecil yang dihadapkan pada televisi akan seringkali menirukan adegan dari televisi tersebut.

_elmina_

Dua impian terbesarku saat ini adalah:
1. bisa menjadi istri yang baik untuk suami 
2. bisa menjadi ibu yang baik bagi anak-anak kami. aku bahkan dibelajarkan cara berbuat baik kepada anak jauh sebelum ia dilahirkan. 

Jika dimaknai lebih dalam, intinya adalah saya dan suami harus saling saling-menshalihkan. Kala ujian datang menghampiri, kami hanya perlu membuka kembali surat cinta dari Allah, surat Al-Insyirah. InsyaAllah semua bisa dijalani dengan lapang dada, berujung barakah. Aamiin. 



Tentang Muslimah -Felix Siauw-

Kultweet oleh Felix Siauw

1. bagi lelaki yang taat Allah, hal terpenting dari calon istri kelak | bahwa calon istrinya haruslah yang taat pada Allah melebihi segala

2. karena lelaki itu tahu bahwa ketaatan Muslimah pada Allah | adalah jaminan ketaatan istrinya itu pada suaminya dalam kehidupan

3. maka wajah, suku, keturunan, bisa dinegosiasikan | tapi tidak ada tawar menawar dalam urusan ketaatan

4. wajar pula bila lelaki taat itu mencari wanita yang menutup aurat | karena itu indikasi yang terlihat, tanda-tanda mudah dalam taat

5. atau seorang suami yang sudah bertambah salih, makin dekat Allah | wajar baginya meminta istrinya agar taat Allah dengan menutup aurat

6. pertama, tanda taatnya pada Allah, ia mengajak keluarganya taat | kedua, lelaki normal enggan aurat istrinya diperhatikan lelaki lain

7. namun bagaimana bila situasinya terbalik? | bila suami yang melarang istri menutup auratnya?

8. bila itu yang terjadi, layani suaminya dengan baik, ambil waktu yang tepat | lalu sampaikan penuh kelembutan padanya..

9. "di hari aku menerima pinanganmu, mungkin aku bukan wanita terbaik, tapi aku berharap jadi yang terbaik bagimu.."

10. "di hari ayahku menyerahkanmu kepadamu, aku berharap engkau membimbingku, menuju kebaikan demi kebaikan, kini dan nanti.."

11. "tapi kini aku belajar banyak, bahwa aku mencintaimu karena aku mencintai Allah, karena Allah mencintai kita.."

12. "maka aku padamu tak berubah sejak itu, kecuali bahwa semua rasa ini kujaminkan pada Allah, yang memiliki hati kita berdua.."

13. "sejak aku mengenal Allah, aku tahu beratnya tugasmu atasku, dan aku tak ingin menambah bebannya lagi dengan maksiat dan dosa.."

14. "dengan nama Allah engkau halalkan seluruh aku, tapi tidak dengan lelaki lain, auratku fitnah bagi mereka, dan mereka fitnah bagiku.."

15. "maka ketauhilah, aurat yang kututupkan ini, untuk mata lelaki lain, bukan bagimu, ketaatan pada Allah juga ketaatan padamu.."

16. "bila engkau khawatir aku tak istiqamah lantas melarangku, maka ketahui bahwa ridha dirimu adalah doa bagiku, penguat taatku.."

17. "Allah ada dalam shalatku, maka aku menutup aurat saat shalat, dan Allah juga melihat selain shalat, maka aku pun menutup auratku.."

18. "bila engkau takut aku berubah karena pakaian ini, maka ketauhilah tak ada yang berubah kecuali kebaikan demi kebaikan.."

19. "berkah Allah bagi yang taat, bertambahnya kebaikan, biarlah keindahanku hanya engkau yang tahu, biarlah aku bagimu saja.."

20. "jangan paksa aku memilih, karena ketaatanku pada Allah pasti kudahulukan, namun kutahu engkaupun tahu, maka bantulah aku dalam taat.."

21. "sejak hari engkau menerima ijab ayahku, engkau surga bagiku, dan engkau neraka bagiku, kawal aku dari neraka, pimpin aku ke surga.."

22. Allah Mahabaik, yang akan memudahkan semua niatan baik | tetap istiqamah dalam berhijab dan ketaatan, walau kadang tak mudah :)

3 Hal Penting Yang Mesti Disiapkan Wanita Sebelum Menikah

Oleh: Agus Ariwibowo dalam Elmina

Ibarat akan menempuh perjalanan panjang tentu perlu menyiapkan bekal-bekal yang mungkin akan diperlukan diperjalanan, contohnya jika kita mau travelling ke suatu negara tentu kita akan menyiapkan bekal-bekal perjalanan seperti budget dana yang dibutuhkan selama perjalanan, pakaian selama perjalanan, makanan selama perjalanan, tempat penginapan, camilan selama diperjalanan serta tak lupa juga kamera untuk mendokumentasikan hal-hal indah selama perjalanan.

Sementara pernikahan adalah sebuah perjalanan, berbeda dengan travelling yang anda akan kembali ke tempat asal dalam waktu yang telah ditentukan, sementara pernikahan adalah perjalanan yang tak akan kembali, setelah selesai ijab kabul antara walimu dengan calon suamimu , terucap kata “SAH” dan diamini oleh saksi-saksi, maka dari detik itu perjalanan panjang itu dimulai, perjalanan yang akan dipertanggung jawabkan dunia akhirat, perjalanan yang akan menentukan nasib baik atau buruknya umat masa depan. Untuk menghadapi perjalanan yang begitu panjang, begitu melelahkan ini tentu ada hal-hal penting yang mesti dijadikan bekal atau persiapan oleh setiap muslimah. Sebenarnya jika kita data banyak sekali persiapan-persiapan yang mesti disiapkan, akan tetapi pada saat ini kita akan bahas tiga saja yang menurut kami teramat penting.


Tiga persiapan penting itu adalah:

1. Menyiapkan diri menjadi istri

Setelah resmi akad pernikahan maka disaat itu juga tanggung jawab terhadap dirimu beralih dari orang tua kepada suamimu, jadi setelah menikah ketaatan kepada suamimu jauh lebih utama dari pada ketaatan pada orang tua, patuh kepada suami jauh wajib dari pada patuh kepada orang tua. Ini bukan berarti durhaka pada orang tua, menghormati orang tua tetap jadi kewajiban tapi lebih mendahulukan kewajiban menghormati suami, contoh kasus jika suatu saat orang tua meminta melakukan sesuatu pada istri maka si istri wajib minta izin dulu pada suami.

Belajar memahami cara komunikasi seorang laki-laki, karena cara komunikasi laki-laki dengan perempuan jelas berbeda, contohnya ketika punya masalah laki-laki cenderung memilih diam dan tidak mau berbicara, suami ingin menyelesaikannya sendiri dan baru akan memberi tahu dan menceritakan masalahnya kepada istri. Sementara wanita cenderung akan curhat banyak bicara ketika punya masalah. Kesalahan umum yang sering terjadi adalah  ketika sang istri memperlakukan suaminya seperti wanita berfikir, ketika melihat suaminya punya masalah ia menyerbu dengan berbagai macam pertanyaan maksud dan tujuannya baik ingin menunjukkan perhatian, tapi karena ini bertolak belakang dengan cara berfikirnya akhirnya suaminya malah tidak terima. Belajar dari bunda khadijah disaat suaminya Muhammad Rasulullah SAW pulang dari gua hira dengan kondisi tubuh menggigil ia lansung menyelimutinya dengan selimut yang hangat dan menunggu Rasulullah menenangkan dirinya.

2. Menyiapkan diri menjadi ibu

Siap menikah berarti siap menjadi ibu, menjadi istri dan menjadi ibu itu satu paket yang tidak bisa dipisahkan, terkadang kita miris melihat seseorang yang siap menikah tidak siap menjadi ibu. Ketika sudah menikah maka disaat itu resmilah profesinya menjadi seorang ibu, yang siap mendidik dan mengawal anak-anaknya hingga dewasa. Maka siapkanlah diri untuk menjadi seorang ibu, belajar bagaimana agar bisa menjadi ibu yang baik dan melahirkan generasi-generasi Qur’ani. Ketidak siapan seseorang untuk jadi ibu bisa terlihat ketika melahirkan anak ia malah menitipkan anaknya kepada pembantunya, ia wakilkan tugasnya menyusui anaknya pada “sapi” dengan memberikan susu kaleng pada anaknya. Atau mungkin masih pakai ASI tapi ASI yang dimasukkan kedalam botol, yang mana ASI tersebut diberikan oleh orang lain pada anaknya tanpa emosi, tanpa kasih sayang hanya sebatas menjalankan tugas.

Padahal saat-saat menyusui dengan anaknya selama dua tahun adalah masa-masa emas untuk membangun kedekatan dengan anaknya, menatap mata anaknya, sambil dielus-elus kepalanya sembari dibacakan ayat-ayat suci Al-Quran, sambil diceritakan kisah nabi-nabi dan rasul adalah masa-masa pendidikan yang tak akan terganting oleh secanggih, sehebat atau semahal apapun sekolah didunia ini. Pendidikan itulah yang akan membentuk mental, emosi serta karakternya kelak.

3. Menyiapkan diri menjadi menantu

Dan sesuatu yang penting dipersiapkan terakhir adalah menjadi menantu, setelah menikah tidak lagi ucapan ini ibuku, itu ibumu yang ada hanya kata ibu kita. Sama kewajiban menghormatinya, menghargainya serta mematuhinya. Termasuk juga kepada keluarga-keluraga suami yang lain, bangun hubungan baik dengan mereka, karena sejatinya pernikahan bukan hanya menjalin ikatan antara kamu dan dia, tapi pernikahan adalah menyatukan dua keluarga besar yang berbeda. Dengan membangun hubungan baik pada keluarga suami maka InsyaAllah akan menambah kebarokahan pernikahan tersebut.

Semoga Beramanfaat buat sahabat semua, silakan dibagikan kepada teman-temannya yang lain. InsyaAllah semakin menyebar kelebih banyak orang akan jadi makin baik.

Senin, 13 April 2015

Bangunan Cinta FM

"Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau senangi agama dan akhlaqnya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Jika kamu tidak menerima (lamaran)-nya niscaya terjadi malapetaka di bumi dan kerusakan yang luas." 
--HR. Tirmidzi--



Dear Allah, I'm so blessed. Having my imaam guide me.

"Yang penting itu iman, romantis bisa nyusul belakangan." 
--Ridwan, Assalamu'alaikum Beijing--

Bener apa katamu, bang Ridwan :DDD

"Aku mendidik diriku sendiri karena aku ingin mendidikmu jauh sebelum engkau dilahirkan."
--Risci Rusyanawati--

Yaa Habibi, seorang yang kau panggil 'istriku' ini nemu quote cantik:

"Datangi Allah lebih sering dari sebelumnya, lebih khusyuk dari sebelumnya, hingga apapun yang terjadi, itulah yang terbaik dari Allah."

Yuk, setiap saat ingat quote itu. Semoga menjadi penyemangat kita untuk terus memperbaiki diri. Meski raga kita jauh, semoga alunan doa semakin mendekatkan kita.


Be humble, yaa Habibi... 

Rabu, 08 April 2015

Karena Istri Ingin Dimengerti


Saat istri marah, ia belum tentu kesal.
Ia hanya butuh pengertian.

Saat istri menangis, ia belum tentu bersedih.
Ia hanya butuh pelukan.

Saat istri cemberut, ia belum tentu kecewa.
Ia hanya butuh perhatian.

Saat istri cemburu, ia belum tentu iri.
Ia hanya butuh pujian.

Saat istri menolak, ia belum tentu tak mau.
Ia hanya butuh rayuan dan bujukan.

Saat istri lelah, ia belum tentu merasa capek.
ia hanya butuh diajak jalan-jalan.

Saat istri sakit hati, ia belum tentu terluka.
Ia hanya butuh belaian.

Namun...
Saat istri tersenyum, ia belum tentu setuju
Bisa jadi ia sedang berusaha mengerti.

Saat istri tertawa, ia belum tentu bahagia.
Bisa jadi ia sedang berusaha membahagiakan suaminya.

Saat istri diberi hadiah, ia belum tentu senang.
Bisa jadi ia sedang berusaha untuk menghargai.

Saat istri terlihat tegar, ia belum tentu kuat.
Bisa jadi ia sedang mencoba untuk bertahan menghadapi ujian.

Saat istri mengerjakan perintah suami, belum tentu sesuai keinginannya.
Bisa jadi ia sedang berusaha untuk menjadi istri yang taat

Wahai para suami atau calon suami,
selami lebih dalam psikologi pasanganmu.
Karena bisa jadi ada makna di balik setiap kata dan ekspresinya
Ini bukan masalah tidak adanya ketulusan dan keikhlasan.

Namun belajarlah memahami tabi'at seorang wanita yang rela mengorbankan sisa usianya bersamamu. 
Selalu ada pengorbanan dalam membangun cinta.
Namun insyaAllah berakhir bahagia hingga ke surga.

“Semoga kita bisa menjadi pasangan yang salin memahami kekurangan dan kelebihan pasangan kita. Aamiin.”


~Setia Furqon Kholid~