Senin, 27 April 2015

Tafakur Alam dan Cita Kami

Usai kejutan pagi beberapa hari yang lalu, beliau mengajakku jalan-jalan tafakur alam kala libur. Kali ini pantura, ya pantai lagi. Sebuah perjalanan yang akan merubah justifikasiku pada pantai utara, yang awalnya 'negatif' menjadi 'positif'.

Tapak kami selanjutnya

Pantai, senja, fajar, jalan-jalan, makan-makan, adalah beberapa hal dari banyak hal yang sama-sama kami suka. maka benarlah ketika libur tiba, beliau mengajakku jalan mentafakuri alam ciptaan Allah. Beliau adalah perantara Allah untuk membelajarkanku banyak hal. bagaimana bersikap realistis, bagaimana mensyukuri setiap pemberian Allah, bagaimana mendidik diri jauh sebelum anak kami lahir, bagaimana belajar berbuat baik kepada anak sebelum anak kita lahir dan masih banyak lainnya, dan akan semakin banyak.

Jalan-jalan yang kami pilih lebih kepada mentafakuri alam karena membantu kami untuk belajar lebih mensyukuri hidup,

Rabbi habli minasshalihin..

dari beliau, aku belajar cara mengendalikan diri dan emosi yang meluap-luap.
dari beliau, aku belajar cara bersosialisasi yang baik dengan tetangga ataupun dengan siapapun yang kita temui.
dari beliau, aku belajar hidup, hidup manfaat, untuk bekal akhirat.

alhamdulillah, terimakasih Allah, ucapan terimakasih pertama hanya pantas untuk-Mu.
terimakasih, bapak ibuk.
terimakasih, suamiku.
terimakasih, saudara-saudaraku.
terimakasih telah menjadikanku wanita paling bahagia.

_
Apa yang sering kamu lihat dan dengar akan menjadi apa yang sering kamu pikirkan.
Apa yang sering kamu pikirkan akan menjadi apa yang sering kamu ucapkan.
Apa yang sering kamu ucapkan akan menjadi apa yang sering kamu lakukan.
Apa yang sering kamu lakukan akan menjadi kebiasaanmu.
Kebiasaan yang terus dibiasakan akan menjadi karaktermu.
Karakter yang terus dipupuk akan menentukan nasib.
Nasib tentu akan menjadi penentu masa depan juga baik itu dunia maupun akhirat.

Ada kutipan menarik dari Imam Asy Syahid Hasan Al Banna yang berbunyi "Apa yang kamu alami hari ini adalah hasil dari apa yang kamu pikirkan dimasa lalu, dan apa yang kamu pikirkan hari ini akan menjadi masa depanmu". Tentu maksudnya disini secara lebih luas adalah segala sesuatu yang kita pikirkan hari ini, yang sering kita ucapkan, yang sering kita lakukan akan membentuk masa depan kita nanti. Semua berawal dari dua aktivitas yang sangat sederhana yaitu mendengar dan melihat, tapi pengaruhnya sangat luar biasa sekali untuk masa depan kita.

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 36)

Dalam ayat diatas juga tertera jelas firman Allah SWT kalau kita agar menjaga pendengaran, penglihatan dan hati, diurutan pertama dari perintah Allah adalah pendengaran yang akhirnya diikuti oleh penglihatan kemudian hati. Karena memang bagaimana ucapan, sikap dan tingkah laku seseorang bermula dari apa yang sering dia dengar dan sering dia lihat sebab memang tabiat manusia suka mencontoh apa yang terjadi disekitarnya. Begitu juga sebaliknya jika ketemu seseorang melihat dari caranya berbicara, caranya bersikap, caranya berhubungan dengan orang lain kita tentu tentu bisa menebak apa yang dia dengar dan sering dia lihat. Contohnya banyak, misalnya anak kecil yang dihadapkan pada televisi akan seringkali menirukan adegan dari televisi tersebut.

_elmina_

Dua impian terbesarku saat ini adalah:
1. bisa menjadi istri yang baik untuk suami 
2. bisa menjadi ibu yang baik bagi anak-anak kami. aku bahkan dibelajarkan cara berbuat baik kepada anak jauh sebelum ia dilahirkan. 

Jika dimaknai lebih dalam, intinya adalah saya dan suami harus saling saling-menshalihkan. Kala ujian datang menghampiri, kami hanya perlu membuka kembali surat cinta dari Allah, surat Al-Insyirah. InsyaAllah semua bisa dijalani dengan lapang dada, berujung barakah. Aamiin. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar