“Aku mau bikin mi instan puanas puedes cabe buanyak, ahhh. Mumpung
lagi ga hamil, mumpung ada kesempatan.”
Hayo sapa yang kek gitu, ngacung. Kite toss dulu 😄😄😄
Setelah sekitar 10 bulan si ibu diminta jauhan sama yg
namanya mi instan dan instan2 sejenis lainnya, nah habis lairan mesti trus
kesempatan buat deketan lagi. Iya apa iya? Hahaha
Sama sih, ibunya Thori jugak, weeekkk 😜😜😜
Boleh sih bu (ngomong sama diri sendiri), tapiii (lah, ada
tapinya podo wae) coba deh sebelum bikin mi instan puedes puanas tadi, pandangi
dulu wajah damai anakmu 😍
![]() |
| Amrul Mathori, 6 months old |
Ibunya Thori mau berbagi pengalaman nih (sok pengalaman,
maaf ya).
Beberapa kali bikin mi legendaris itu, dan beberapa kali
ibunya Thori ini bahagia sehat sentosa, dan beberapa kali itu pula Thori p*p
berkali-kali.
Nah, udah nangkep maksud saya?
Iya hooh begitu.
Begitu apanya? Wkwkwk...
Kita ga ngerasain langsung efeknya, bu. Sama halnya seperti
karakter seorang ibu, atau suasana hati yang sedang dirasakan seorang ibu. Kalau
ibunya lagi ‘galau’ (meski bisa dipendam dalam hati), kemungkinan besar anaknya
ngak ngik nguk (rewel maksudnya). Yak, efeknya ke anak, apalagi yang masih
menyusu.
Makanya, bu, kalau punya kepengenan, belajarlah
mengendalikan (tuh Maw, tuuuh).
Badan ini, pikiran ini, hati ini, bukan milikmu
seorang. Ada ‘kehidupan’ lain yang bergantung padamu. Kalau masih egois juga,
jangan jadi ibu, hehe.
Ibunya Thori bukan nyuruh menghilangkan kok, melainkan
nyuruh mengendalikan. Pandangi dulu wajah anakmu sebelum memuaskan keinginanmu.
Akan kah nanti berdampak ke si kecil?
Bukan cuman asupan fisik ibu yang ngaruh ya. Ketenangan batin
ibu, karakter bawaan ibu, keyakinan ibu, pola hidup ibu bahkan mungkin bisa. Yang
tentang mi instan tadi cuma salah satu analogi.
Kalau kata ustad Harry Santosa #FBE,
“ASI sungguh awal pendidikan Fitrah Iman. Syahadah
Rubbubiyatullah dikuatkan dengan Kelekatan Eksklusif Ibu bukan sekedar nutrisi.”
Coba dimaknai bareng ya buibu, saya gamau mengartikan versi
saya ndak cenderung subjektif, hehe.
Kan ada juga ya teori yang mengatakan bahwa saat menyusui,
ibu bacakan surat Alquran karena saat menyusu adalah saat anak fokus sehingga
mudah menghafal dan menerima hal baru. Bisa bacakan Alquran, bisa ajak ngobrol,
bisa sambil bercerita. Begitu. Intinya ciptakan bonding ibu-anak gitu deh,
sembari menguatkan konsep Iman. Semoga yang tersalurkan energi-energi yang positif ya...
Belajar bareng ya, bu 😄

Tidak ada komentar:
Posting Komentar