Pada 17 Juni 2013 lalu, ada kunjungan dari Universitas Bali ke PPs
UNY. Ada kuliah singkat dari dosen PPs UNY kepada mahasiswa Universitas Bali
tersebut.
Ini sedikit kutipan dari Pers
Release yang dipublish di Web
Pasca Sarjana UNY.
Semoga menginspirasi dan manfaat.
Prof. Slamet mengungkapkan beberapa fakta kondisi pendidikan di
Indonesia yang masih jauh dari layak. Pengembangan kualitas dasar peserta didik
masih kurang intensif sehingga miskin ragam pikir. Menurutnya kualitas dasar
seseorang ditentukan dari head, heart, dan health. “Kecerdasan otak jika tidak dibarengi dengan
hati yang bersih serta fisik yang sehat, tidak akan tercipta manusia yang
pintar,” tambahnya. Selain itu, pendidikan saat ini juga lebih mengutamakan
kebenaran saja sehingga menghasilkan manusia yang tidak utuh dan kurang
bermanfaat. Nilai-nilai kebenaran, religius, moral,
sosial, estetikal, dan kinestetikal harus diajarkan pada peserta didik agar
kecerdasan mereka seimbang.
Praksis-praksis pendidikan saat ini kurang mengajarkan ilmu-ilmu
dan teknologi yang dibutuhkan oleh Indonesia sehingga generasi penerus bangsa
kurang bisa menggali potensi yang ada di negeri ini dan marak importasi
barang-barang yang seharusnya bisa dipenuhi sendiri. Fakta yang ada saat ini,
sekolah-sekolah masih berdaya saing rendah untuk menghadapi era global. Banyak
sekolah lamban berubah dan bersifat reaktif, bukan aktif, apalagi proaktif.
Hal tersebut diperparah dengan fakta kondisi pembelajaran di
Indonesia dengan cara mengajar guru yang lebih aktif sedangkan siswa pasif membuat
lemahnya interaksi guru dan siswa sehingga pembelajaran belum mampu menumbuhkan
rasa keingintahuan siswa. Guru mementingkan jawaban baku yang dianggap benar
sehingga pengetahuan siswa kurang berkembang dan pembelajaran masih bersifat transfer of knowledge.
Prof. Slamet menambahkan bahwa tuntutan
masa depan yaitu, pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya yang memiliki daya pikir, daya hati, dan daya raga. Selain itu, harus membangun manusia berjati diri Indonesia
berdasarkan ideologi Pancasila. Pada tahun 2025 harus berdaya saing
internasional dan pendidikan juga harus beragam karena tuntutan daya saing
global yaitu, SDM yang berkualitas, teknologi canggih, manajemen global,
kewirausahaan, dan global
networking.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar