Jumat, 28 Juni 2013

Head, Heart, Health ^.^

Pada 17 Juni 2013 lalu, ada kunjungan dari Universitas Bali ke PPs UNY. Ada kuliah singkat dari dosen PPs UNY kepada mahasiswa Universitas Bali tersebut. 

Ini sedikit kutipan dari Pers Release yang dipublish di Web Pasca Sarjana UNY. 
Semoga menginspirasi dan manfaat.

Prof. Slamet mengungkapkan beberapa fakta kondisi pendidikan di Indonesia yang masih jauh dari layak. Pengembangan kualitas dasar peserta didik masih kurang intensif sehingga miskin ragam pikir. Menurutnya kualitas dasar seseorang ditentukan dari headheart, dan health. “Kecerdasan otak jika tidak dibarengi dengan hati yang bersih serta fisik yang sehat, tidak akan tercipta manusia yang pintar,” tambahnya. Selain itu, pendidikan saat ini juga lebih mengutamakan kebenaran saja sehingga menghasilkan manusia yang tidak utuh dan kurang bermanfaat. Nilai-nilai kebenaran, religius, moral, sosial, estetikal, dan kinestetikal harus diajarkan pada peserta didik agar kecerdasan mereka seimbang.


Praksis-praksis pendidikan saat ini kurang mengajarkan ilmu-ilmu dan teknologi yang dibutuhkan oleh Indonesia sehingga generasi penerus bangsa kurang bisa menggali potensi yang ada di negeri ini dan marak importasi barang-barang yang seharusnya bisa dipenuhi sendiri. Fakta yang ada saat ini, sekolah-sekolah masih berdaya saing rendah untuk menghadapi era global. Banyak sekolah lamban berubah dan bersifat reaktif, bukan aktif, apalagi proaktif.
Hal tersebut diperparah dengan fakta kondisi pembelajaran di Indonesia dengan cara mengajar guru yang lebih aktif sedangkan siswa pasif membuat lemahnya interaksi guru dan siswa sehingga pembelajaran belum mampu menumbuhkan rasa keingintahuan siswa. Guru mementingkan jawaban baku yang dianggap benar sehingga pengetahuan siswa kurang berkembang dan pembelajaran masih bersifat transfer of knowledge.



Prof. Slamet menambahkan bahwa tuntutan masa depan yaitu, pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang memiliki daya pikir, daya hati, dan daya raga. Selain itu, harus membangun manusia berjati diri Indonesia berdasarkan ideologi Pancasila. Pada tahun 2025 harus berdaya saing internasional dan pendidikan juga harus beragam karena tuntutan daya saing global yaitu, SDM yang berkualitas, teknologi canggih, manajemen global, kewirausahaan, dan global networking.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar