Di dunia
ini, dalam hidup ini, terlalu banyak hal yang bisa disyukuri. Banyaaak sekali.
Allah memberikan banyak sekali hal yang bisa kita syukuri. Syukur akan nafas
kita, syukur akan kesehatan fisik kita, syukur akan indahnya alam semesta
dipandang mata, tak lupa syukur akan sahabat-sahabat bijak yang Allah berikan
pada kita.
Keberadaan
sahabat sangat penting dalam hidup. Karena sahabat sejatilah yang sejatinya
selalu ada, dalam kondisi baik kita, maupun kondisi terburuk sekalipun. Sahabat
untuk berbagi, senang bahagia pun duka kesedihan. Ia yang tak pernah pergi,
bernama SAHABAT. Maka,
nikmat Tuhan mana lagi kah yang kamu dustakan?
Izinkan
aku berbagi bahagia tentangnya yang bernama SAHABAT. Keluasan rahmat Allah yang
memberi sahabat, pantaskah untuk tidak kita syukuri?
Alhamdulillah, alhamdulillah,
alhamdulillah...
Saat
aku terpuruk, sosok inilah yang selalu hadir terdepan tercepat mengusap
airmataku. Nasehat-nasehatnya selalu kunantikan. Dialah yang kupercaya, yang
tidak akan berkhianat.
“Selama ini, kamu hidup penuh dengan
pertanyaan, bukan? Apakah dia jodohmu, apakah dia takdirmu. Kamu juga sudah
melakukan usaha terbaikmu. Menjaga dirimu dan dirinya agar tetap di jalan yang
benar, juga menempatkan orangtua di urutan pertama. Dan sekarang kau bisa lihat
hasilnya. Dia bukan untukmu. Dia bukan jodohmu. Bukankah seharusnya kau
sekarang bisa bernafas lega? Tuhan telah menunjukkan padamu. Yang sekarang
perlu kau lakukan adalah terus percaya dan percaya padaNya. Tuhan punya yang
terbaik untukmu...”
Ketika
aku kehilangan nafsu makan disebabkan suatu hal, bahkan di depan makanan kesukaanku pun, ia hadir
lagi,
“Jangan egois sayang, di perutmu itu kelak
akan menjadi tempat tumbuh kembang buah hatimu. Jangan biarkan perutmu tidak
terjaga dengan baik. Bukan hanya untukmu, tapi juga demi orang lain. Bukan hanya
untuk saat ini, tapi juga untuk kehidupan di masa datang. Persiapkan segala
sesuatunya dengan baik...”
Ya benar,
aku egois, sangat egois. Bagaimana aku lupa akan hal itu? Tentang jundi-jundi
Allah yang aku harus menjadikannya penegak kalimat Allah di bumi. Astaghfirullahal’adzim...
“Kalau sudah siap dan pantas, pasti dikasih
jauh melebihi apa yang kita minta kok. Tenang aja.”
“Percaya saja, jika mendapati kehilangan
berarti hal tersebut tak lagi baik dan kamu tak memerlukannya lagi. Perlahan melepas
yang tak semestinya digenggam, karena mempertahankan yang tak seharusnya akan
membuatmu buta pada banyak kesempatan...”
Ini
berati bahwa, aku dikembalikan menjadi diriku sendiri seutuhnya.
“Sudah lama ku berhenti pertanyakan masa
depan. Bukan karena aku sudah tahu jawabannya, tapi karena menurutku itu semua
hanya masalah waktu. Ketika aku patah hati, aku bergumam sendiri, ‘karena
ini kamu akan mendapatkan sebuah pembelajaran. Mungkin tidak satu, tapi lebih. Dan
semoga tidak untuk sesaat’”.
Beruntunglah kita, yang memiliki sahabat dan bisa memaknai arti keberadaan
mereka. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmatNya kepada sahabat-sahabat
bijak kita. Aamiin.
Jumat Mubarok!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar