Rabu, 25 Juni 2014

Nyaris...

Momen penting sebelum Ramadhan yang terlewatkan begitu saja, ah membuat pilu. Sungguh pilu. Hanya selang beberapa hari, izin itu turun. Yaa Rabb, jika kesabaran kami lebih luas sedikit saja, pasti akan ada akhir yang berbeda. Namun sepertinya Engkau tak ridho dengan akhir yang kuinginkan. Aku familiar sekali dengan kata-kata "nyaris" "hampir" dan kawan-kawannya. Iya, nyaris sekali aku terjerembab dalam mudharat yang lebih besar karena ketidaktahuanku. Aku tetap menjalani sesuatu padahal menurut Allah itu tidak baik, namun aku tak sadar akan itu. Hampir saja kami sekeluarga terjebak dalam kemudharatan yang lebih besar, andai saja Allah tak hentikan paksa aktivitasku. Iya, karena aku tidak dengan sukarela menghentikannya, maka Allah bertindak dengan caranya, yang kurasa tepat jika menggunakan kata 'paksa'. 

Allah 'memindahkanku' paksa dari gelap ke terang. Iya, aku mencoba berhikmah. Allah Maha Adil, bukan? Pasti memberikan balasan setimpal pada setiap hamba-Nya. Maka, berhati-hatilah dengan janji, sebisa mungkin harus ditepati. Kalau enggak, bakal ditagih nanti...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar