Pernah saya berpikir bahwa pasti saya akan baik-baik saja tanpa adanya dia. Waktu itu dia adalah sosok paling setia yang pernah saya kenal. Waktu itu saya belum pernah merasakan kepergiannya.
Kini saya berpikir bahwa ternyata saya tidak baik-baik saja. Sekarang dia sosok paling tidak setia yang pernah saya kenal. Sekarang saya merasakan kepergiannya.
Hal paling menyesakkan adalah bahwa ternyata perkiraan saya dahulu berbeda dengan kenyataan kini. Saya salah. Saya pikir saya bisa tanpa dia, tapi ternyata tidak, saya tidak baik-baik saja dengan kepergiannya.
Lalu saya harus bagaimana?
Hanya satu jawabannya : melaluinya. Meski dengan berat hati, meski dengan sakit hati, meski dengan bersusah payah, saya cuma harus melaluinya. Allah tak akan memberi ujian melebihi batas kemampuan hambaNya.

Tentu awalnya sangat berat. Sangaaaaat beraaaaat! Impian yang sudah sedemikian rupa dibangun, tiba-tiba harus berubah. Tapi saya harus yakin, bahwa apapun itu pasti yang terbaik dari Allah. Kita manusia memang mempunyai cara untuk mewujudkan impian, tetapi Allah paling tahu mana cara terbaik untuk mewujudkan impian kita. Jadi, tak perlu berkeluh kesah, tak perlu meratap. Cukup disyukuri saja dan Allah pasti akan menambah nikmatNya, inshaaAllah.
"Menangislah sampai kau puas, lalu kembalilah bergerak. Dunia tidak akan berhenti menunggu tangismu. Jangan pernah menyerah untuk hidupmu! Kau tahu atau tidak, dunia tidak semudah yang kau pikirkan. Bahkan jika kau terus menderita, bahkan jika kau merasa seperti akan mati karena ketidakadilan, dunia tidak peduli itu."
Lihatlah dunia lebih luas lagi, mereka membutuhkan kita.
Saya paling tidak bisa menyakiti hati anak-anak. Ketika berhadapan dengan anak-anak, saya harus terus tersenyum, sesempit apapun hati saya kala itu. Saya tak pernah ingin menyakiti hati anak-anak dengan sakit hati yang saya rasakan. Cukup simpan sedih ini rapat-rapat, semoga mereda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar